JAKARTA - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengungkapkan popularitas aset kripto mengalami penurunan sepanjang tahun 2022. Bahkan, pada 2023 diprediksi terjadi crypto winter.
Plt Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko mengatakan, berdasarkan survei yang diterima, popularitas aset kripto menurun pada tahun 2022. Padahal sebelumnya pada tahun 2020 popularitasnya naik 8% tapi kini para pemegang sudah melepaskan aset kriptonya dan tidak dilanjutkan kembali.
"Kami menduga di tahun 2023 aset kripto ini mengalami masa winter yang luar biasa. Winter ini enggak selesai-selesai tetapi pertanyaannya apakah ini sudah sampai ke titik paling bawah? Kalau sudah sampai titik paling bawah kan nggak bisa turun lagi. Ini tampaknya masih mendekati titik yang paling bawah artinya 2023 walaupun tidak semakin memburuk tetapi untuk reborn itu masih belum sepenuhnya," terang Didid dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (4/1/2023).
BACA JUGA:UU P2SK Atur Pengawasan Aset Kripto di OJKÂ
Dia menjelaskan, kendati popularitas aset kripto menurun, namun di tahun ini diproyeksikan akan reborn meski tidak terlalu cepat.
Didid menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2022 nilai transaksi kripto anjlok dibandingkan tahun 2021.
Adapun total nilai transaksi pada 2021 sebesar Rp859,4 triliun, sedangkan di tahun 2022 sampai dengan November nilainya turun menjadi Rp296,66 triliun.
"Artinya ada penurunan yang lebih dari 50%," katanya.
Follow Berita Okezone di Google News