JAKARTA - Suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Day Reverse Repo Rate diperkirakan dinaikkan 50 basis poin (bps) menjadi 6,00% pada kuartal I-2023.
“Kita ekspektasikan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan di posisi 6%. Ada kenaikan lagi 50 basis poin (bps) yang di-front load di kuartal I 2023,” kata Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy, dikutip dari Antara, Jakarta, Selasa (10/1/2022).
Baca Juga: Indeks Keyakinan Konsumen RI Naik, Ini Penyebabnya
Bank Indonesia diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6% sampai akhir 2023, lalu mulai menurun pada 2024. Perkiraan ini diukur dari inflasi yang diperkirakan telah mengalami penurunan menjadi sebesar 3,8% secara tahunan dari sebesar 5,5% pada 2023.
Di samping itu, diproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 4,9% secara tahunan pada 2023 yang ditopang oleh pertumbuhan konsumsi masyarakat sebesar 5,28%.
Baca Juga: Cadangan Devisa RI Meningkat Jadi Rp2.140 Triliun di Desember 2022
Konsumsi masyarakat diperkirakan tumbuh karena inflasi yang menurun menjadi 3,8% pada 2023.
Sementara itu, current account (neraca transaksi berjalan) diperkirakan akan kembali mengalami defisit sebesar 0,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Imbal hasil obligasi nasional diperkirakan akan mencapai 6,9% atau masih lebih tinggi dari imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang menurun menjadi sebesar 3,4% dari 3,8% di 2022.
Leo mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang memberikan insentif Giro Wajib Minimum (GWM) untuk mendorong penyaluran kredit perbankan kepada sektor-sektor prioritas di tengah peningkatan suku bunga acuan BI.
“Jadi Bank Indonesia memberikan insentif untuk mendukung penyaluran kredit ke sektor tertentu. Karena kalau GWM diturunkan, ini akan berdampak ke semua sektor,” ucapnya.
(Feby Novalius)