JAKARTA - Impor Indonesia mencapai USD19,94 miliar hingga Desember 2022. Nilai ini meningkat 5,16% dibanding November 2022 (MoM).
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai, kenaikan impor Indonesia dipicu naiknya impor migas sebesar 14,15% (MoM) dan impor nonmigas sebesar 3,60% (MoM).
"Peningkatan impor pada Desember 2022 dipicu naiknya impor keseluruhan golongan penggunaan barang. Impor barang modal mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,90% (MoM), diikuti oleh pertumbuhan impor barang konsumsi yang naik 7,71 persen, dan bahan baku/penolong naik 3,08 persen," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (18/1/2023).
Pria yang akrab di sapa Zulhas itu mengungkapkan, peningkatan impor barang modal dan bahan baku/penolong pada periode ini dipengaruhi oleh berlanjutnya pemulihan industri dalam negeri yang terlihat dari Purchasing Manufacturing Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang berada pada level 50,9.
"Nilai ini naik dari posisi PMI bulan November 2022 yang berasa di level 50,3," imbuhnya.
Adapun produk impor barang modal yang mengalami kenaikan pada Desember 2022 diantaranya kereta cepat dan kendaraan untuk angkutan barang. Sedangkan beberapa bahan baku/penolong yang mengalami peningkatan, antara lain bahan bakar diesel, minyak mentah, dan gandum.
Sementara untuk beberapa barang konsumsi yang meningkat signifikan pada Desember 2022 adalah bawang putih, buah-buahan, dan daging.
Zulhas menuturkan, peningkatan impor barang konsumsi terjadi karena meningkatnya permintaan saat liburan Natal dan Tahun Baru serta menguatnya daya beli masyarakat yang tercermin dari meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari 119,1 pada November 2022 menjadi 119,9 pada Desember 2022.
"Secara kumulatif, total impor periode Januari--Desember 2022 mencapai USD 237,52 miliar atau naik 21,07 persen dari periode 2021 (YoY). Pertumbuhan impor tersebut dipicu melonjaknya impor migas sebesar 58,32 persen dan naiknya impor nonmigas sebesar 15,50 persen YoY," tutup Mendag Zulhas.
(Zuhirna Wulan Dilla)