Share

Girang Neraca Perdagangan RI 2022 Cetak Rekor Tertinggi, Mendag: Saya Bersyukur

Advenia Elisabeth, MNC Portal · Rabu 18 Januari 2023 10:51 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 18 320 2748428 girang-neraca-perdagangan-ri-2022-cetak-rekor-tertinggi-mendag-saya-bersyukur-OogW3xlynl.JPG Mendag Zulkifli Hasan. (Foto: MPI)

JAKARTA - Nilai neraca perdagangan Indonesia 2022 mencetak rekor tertinggi dengan capaian surplus sebesar USD54,46 miliar.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan surplus neraca perdagangan 2022 tersebut merupakan rekor terbesar selama ini.

"Saya bersyukur, surplus neraca perdagangan 2022 sebesar USD54,46 miliar merupakan rekor terbesar selama ini. Neraca perdagangan ini didorong kinerja ekspor 2022 yang juga mencetak rekor baru dengan nilai sebesar USD291,98 miliar," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (18/1/2023).

 BACA JUGA:Neraca Perdagangan 2022 Cetak Surplus Tertinggi dalam Sejarah

Mendag mengungkapkan, di penghujung tahun 2022 neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Desember 2022 sebesar USD3,89 miliar. Surplus terdiri atas perdagangan nonmigas sebesar USD5,61 miliar dan defisit perdagangan migas USD1,73 miliar.

"Surplus ini masih melanjutkan tren surplus bulanan ke-32 secara beruntun sejak Mei 2020. Surplus perdagangan tersebut disumbang oleh beberapa negara mitra dagang utama Indonesia," terangnya.

Adapun negara yang menjadi penyumbang surplus terbesar yakni Amerika Serikat dengan nilai sebesar USD1,11 miliar, diikuti India sebesar USD0,98 miliar, dan Filipina sebesar USD0,87 miliar.

Lebih rinci Mendag memaparkan, pada Desember 2022, nilai ekspor Indonesia mencapai USD23,83 miliar. Nilai tersebut turun 1,10% dibanding November 2022 (MoM), namun tetap naik 6,58% dibanding Desember 2021 (YoY).

Penurunan disebabkan karena melemahnya ekspor nonmigas sebesar 2,73% MoM. Sedangkan ekspor migas tetap naik sebesar 32,46% MoM.

 

Follow Berita Okezone di Google News

Mendag menambahkan, penurunan nilai ekspor nonmigas Desember 2022 terjadi karena adanya pelemahan pada seluruh sektor. Pada periode ini, ekspor sektor pertanian turun sebesar 12,09%, ekspor sektor industri pengolahan turun sebesar 1,12%, dan ekspor sektor pertambangan mengalami pelemahan sebesar 6,61% MoM.

"Pelemahan ekspor Desember 2022 dipicu penurunan ekspor beberapa produk, antara lain kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09) turun 22,11%, bahan kimia anorganik (HS 28) turun 20,90 persen, logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) turun 11,61%, pakaian dan aksesorinya (rajutan) (HS 61) turun 10,67%, serta lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) yang turun 9,47% MoM," paparnya.

Di tengah pelemahan ekspor ini, Mendag mengungkapkan, terdapat beberapa produk utama ekspor nonmigas yang masih mengalami peningkatan cukup signifikan.

Produk tersebut diantaranya timah dan barang daripadanya (HS 80) yang naik 61,35%, nikel dan barang daripadanya (HS 75) yang naik 41,50%, serta serat stapel buatan (HS 55) yang naik 24,45% MoM. Peningkatan ekspor timah dan nikel dipicu oleh peningkatan harga timah dan nikel pada Desember 2022 masing-masing sebesar 13,76% dan 13,24% MoM.

Secara kumulatif, total ekspor selama periode 2022 tercatat mencapai USD291,98 miliar atau meningkat 26,07% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).

"Peningkatan ekspor tersebut ditopang penguatan ekspor sektor nonmigas yang naik 25,80% (YoY) menjadi USD275,96 miliar dan ekspor sektor migas yang naik 30,82% (YoY) menjadi sebesar Rp16,02 miliar," pungkas Mendag.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini