JAKARTA - Harga emas berjangka merosot pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Harga emas memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut karena berlanjutnya aksi ambil untung di tengah melambatnya inflasi AS, setelah logam kuning mencapai level tertinggi lebih dari delapan bulan di sesi sebelumnya.
Dilansir dari Antara, Kamis (19/1/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, jatuh USD2,90 atau 0,15% menjadi ditutup pada USD1.907,00 per ounce, setelah mencapai tertinggi sesi di USD1.929,80, tidak jauh dari puncak sehari sebelumnya di USD1.931,80.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Rabu (18/1/2023) bahwa indeks harga produsen (IHP) AS untuk permintaan akhir turun 0,5% pada Desember setelah naik 0,2% pada November. Para ekonom memperkirakan IHP turun 0,1% bulan ke bulan.
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu (18/1/2023) bahwa penjualan ritel AS turun 1,1% pada Desember, dibandingkan dengan perkiraan penurunan 1,0%.
"Harga emas melemah tetapi masih bertahan di level USD1.900," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.
“Akhir dari pengetatan Fed mendekati kita, tetapi resesi yang dangkal mungkin tidak mendukung aliran masuk untuk emas karena hal itu dapat menyebabkan dolar yang lebih kuat. Reli emas sepertinya akan berhenti di sini, tetapi dapat dilanjutkan jika imbal hasil terus menurun."
Baca Juga: BuddyKu Fest: 'How To Get Your First 10k Follower'
Follow Berita Okezone di Google News