China juga mendapatkan keahlian dengan membuat perusahaan luar negeri menyerahkan teknologi mereka di bawah kesepakatan joint venture dengan imbalan akses ke pasar China. Kendati diprotes, pemerintah China selalu membantah tuduhan pemaksaan.
Pada 2015, AS dan China menyepakati perjanjian di mana kedua pihak berjanji untuk tidak melakukan pencurian properti intelektual dengan cara-cara siber, termasuk pencurian rahasia dagang atau informasi bisnis rahasia lainnya untuk keuntungan komersial.
Tahun berikutnya, Badan Keamanan Nasional AS (NSA) menuduh China melanggar perjanjian tersebut.
Sementara itu AS sekarang secara langsung berusaha menghalangi kemajuan China dalam industri semikonduktor - komponen vital dalam berbagai teknologi mulai dari ponsel pintar hingga senjata perang - dengan dalih penggunaan teknologi tersebut oleh China mengancam keamanan nasional AS.
Pada Oktober lalu, Washington mengumumkan kebijakan kendali ekspor paling luas yang pernah dibuatnya, mensyaratkan lisensi bagi perusahaan yang mengekspor chip ke China menggunakan peralatan atau perangkat lunak AS, di negara manapun chip itu dibuat. Kebijakan Washington juga mencegah warga AS dan pemegang green card (penduduk permanen) bekerja di sejumlah perusahaan chip China.
(Zuhirna Wulan Dilla)