Selain itu, untuk bisa mengoleksi ratusan diecastnya itu, Lukman telah menghabiskan total uang hingga Rp40 jutaan.
“Memang nilai investasinya cukup tinggi koleksi diecast. Ambil contoh misalkan untuk kategori metro mini atau kopaja saya bisa dapatkan metro mini ini dari bahan di bawah Rp1 juta harganya, tapi kini orang yang berminat hingga Rp2 juta pun ada,” paparnya.
“Tapi ya saya tidak bisa lepas, karena beberapa bahannya saya sulit dapatkan di Jakarta, di Indonesia, saya terpaksa harus beli di Hong Kong. Karena saya murni bukan kolektor yang menjual koleksi, tapi murni saya ini hobi sendiri, jadi saya nyaris tidak ada koleksi yang saya lepas kecuali barter ya, kalau barter orang punya ini dan saya tertarik saya yang dimilikinya, oke boleh,” lanjutnya lagi.
Sebagai seorang kolektor diecast, dia tentu sangat memperhatikan perlakuan hingga perawatan khusus terhadap ratusan koleksinya itu. Selain dipajang rapi di lemari kaca di rumahnya di kawasan Gunung Sindur Bogor, miniatur mobil diecastnya juga dibuatkan dalam bentuk beragam dioarama.
”Sekarang koleksi saya sendiri saya nggak pernah menghitung secara persis ya, tapi lebih dari 500 koleksi, sebagian dalam bentuk display pajangan, lemari, sebagian di bentuk dalam diorama,” jelasnya.
Saking sayangnya dengan ratusan koleksinya itu, Lukman mengaku kerap memandangi ratusan koleksi yang dia pajang di dalam kotak kaca itu.
Bak museum, salah satu ruangan di rumahnya dipenuhi dengan berbagai koleksi mobil dan tranportasi yang ada di Indonesia. Bahkan, dia memastikan ratusan koleksinya tetap mengkilap dengan merawat melalui pembersihan dua kali seminggu memakai cairan pengelap khusus.
(Dani Jumadil Akhir)