Meski begitu, pemerintah dalam hal ini Kemenkes, akan tetap waspada. Menurutnya, pihaknya akan tetap menggelar dua strategi Utama. Pertama, mengedepankan surveillance dengan teknologi whole genome sequencing yang alatnya sudah tersedia di 50 titik di berbagai penjuru Indonesia.
Strategi kedua adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Intervensi pemerintah berkurang. Jadi kita gak terlalu mengatur masyarakat kita, tapi partisipasi masyarakat, kesadarannya yang perlu kita tingkatkan. Sama seperti influenza, atau DB (demam berdarah), kan pemerintah tidak intervensi ke kehidupan kita banyak. Masyarakat sudah menyadari kalau lagi musim DB, ya kita musti semprot misalnya. Itu adalah cara terbaik di sistem kesehatan masyarakat untuk mengendalikan penyakit menular dengan cara partipasi, kesadaran masyarakat, edukasi masyarakat,” jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)