JAKARTA – Industri properti di Tanah Air mengalami siklus stagnasi di akhir tahun 2022 usai bangkit pasca-pandemi Covid-19.
Industri properti mengalami stagnasi baik dari sisi indeks harga maupun indeks suplai, serta penurunan permintaan. Hal ini berdasarkan Property Market Report kuartal I-2023 yang baru saja dirilis.
"Menunjukkan kenaikan tipis sebesar 1% pada indeks harga secara kuartalan di pada kuartal keempat 2022 dan kenaikan sangat tipis sebesar 0,3% secara kuartalan pada indeks suplai. Sementara indeks permintaan pasar secara nasional turun sebesar 40,4% secara kuartalan," ujar Country Manager Rumah.com Marine Novita dalam risetnya, Jakarta, Minggu (26/2/2023).
Marine menjelaskan bahwa stagnasi yang terlihat pada indeks harga, suplai, serta tren negatif pada indeks permintaan secara nasional diperkirakan sebagai tren tahunan, di samping adanya tren kenaikan suku bunga dan tidak lepas dari kondisi makroekonomi secara global.
Tren tahunan industri properti di mana biasanya di akhir tahun pengeluaran masyarakat lebih banyak pada hal konsumtif seperti merayakan natal dan tahun baru serta liburan bersama keluarga sehingga menjadi penyebab turunnya minat terhadap pasar properti pada kuartal keempat 2022.
Meskipun terjadi stagnasi dan penurunan permintaan, namun sejumlah wilayah di Jabodetabek tetap menunjukkan tren positif pada kuartal keempat ini, seperti kawasan Kabupaten Tangerang dan Bogor. Selain itu tren pencarian properti terhadap hunian di atas Rp1 miliar juga terus meningkat.