Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kendaraan Listrik Kian Banyak, Impor BBM Langsung Berkurang?

Suparjo Ramalan , Jurnalis-Senin, 27 Februari 2023 |16:36 WIB
Kendaraan Listrik Kian Banyak, Impor BBM Langsung Berkurang?
Mobil listrik. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri tidak serta merta mengurangi impor minyak mentah.

Impor komoditas itu dilakukan pemerintah melalui PT Pertamina (Persero).

Menurutnya, pertamina tetap melakukan impor minyak mentah hingga meningkatkan produksi minyak bumi dan gas untuk kepentingan industri petrokimia (petrochemical) di dalam negeri.

Bahkan, pemerintah akan mengalihkan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tadinya digunakan untuk kendaraan roda empat dan dua menjadi bahan baku dalam industri petrokimia.

 BACA JUGA:Rencana Merger BUMN Energi, Begini Kata Erick Thohir

"Ketika banyak mobil listrik, motor listrik, banyak juga pembangunan yang lainnya, ada power-nya, ada mobil listriknya, jadi kan kita harapan apa pengurangan impor BBM, salah. Kenapa tidak dikurangi? Karena apa, tadinya konsumsi yang kita pakai di mobil, motor, dan lain-lain, itu nanti shifting ke petrochemical," ujar Erick kepada wartawan, Senin (27/2/2023).

Dia memperkirakan penggunaan bahan bakar minyak berbasis fosil untuk konsumsi kendaraan dan rumah tangga menjadi berkurang hingga 50%, lantaran masifikasi penggunaan listrik.

Hanya saja, pengurangan itu bukan karena menurunnya tingkat produksi, melainkan adanya pengalihan BBM ke industri lain.

 

Dengan pola tersebut, diyakini industri petrokimia di dalam negeri terus tumbuh.

"Artinya produksi minyak tidak boleh turun, paling tidak harus stabil. Kalau nanti kebutuhan motor mobil dll, rumah listrik dan segala berkurang 50 persen, tapi petrochemical naik. Kita ada hasilnya, dan itu untuk meningkatkan produksi kita," ucap dia.

Adapun turunan petrokimia dapat digunakan di sektor farmasi. Khususnya, untuk pembuatan obat-obatan.

Dalam rencana strategis (renstra) Kementerian Perindustrian 2020-2024, salah satu prioritasnya adalah pengembangan daya saing industri petrokimia.

Langkah sinergi antar perusahaan lokal pun didorong.

Pemerintah mendukung kerja sama antara Pertamina melalui anak perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Keduanya telah menandatangani head of agreement (HoA) pada 2021 lalu terkait pengembangan industri petrokimia.

Mantan bos Inter Milan itu memang mengakui jika industri petrokimia di Tanah Air masih kalah bersaing dengan perusahaan serupa di banyak negara. Padahal pemanfaatan bahan baku yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi itu dapat digunakan di sektor lain.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement