JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai masyarakat sudah terbiasa dengan fluktuasi harga BBM non subsidi yang setiap bulan mengalami penyesuaian.
Menurut Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, harga BBM nonsubsidi (non PSO) yang fluktuatif sepertinya sudah menjadi hal yang biasa bagi konsumen, relevan dengan harga minyak mentah dunia. Apalagi BBM non-PSO BBM yang berkualitas, dengan RON yang lebih tinggi. BBM dengan RON yang tinggi sebenarnya lebih menguntungkan konsumen karena kandungan kalorinya lebih tinggi.
"Dan tentu lebih ramah lingkungan, karena menghasilkan emisi yang lebih rendah dari pada BBM bersubsidi," kata Tulus di Jakarta, Senin (28/2/2023).
BACA JUGA: Sri Mulyani Singgung Bayar Pajak Bisa Tahan Kenaikan Harga BBM
Rencana pemerintah untuk memastikan PT Pertamina (Persero) bisa memberlakukan penetapan harga BBM nonsubsidi secara fluktuatif dinilai wajar dan sesuai dengan regulasi yang sehingga tidak ada halangan untuk tidak diberlakukan. Penjualan BBM nonsubsidi adalah domain badan usaha, baik operator swasta ataupun Pertamina, untuk meninjau harga.
"Saya kira ini relevan dengan spirit UU tentang BUMN ya, apalagi jika harga BBM non-PSO tersebut masih di bawah biaya pokok," ujarnya.
Tulus mengatakan mengatakan pemerintah telah menetapkan BBM penugasan atau BBM PSO seperti Pertalite dan Solar. Jenis BBM PSO inilah yang harganya diintervensi oleh pemerintah selaku regulator.
"Tujuannya untuk menjaga daya beli masyarakat konsumen. Untuk menopang kebijakan ini pemerintah rela menggelontorkan subsidi BBM," katanya.