JAKARTA- Ini alasan kenapa Indonesia tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk bayar utang dikarenakan memiliki kegunaan sangat penting bagi kehidupan manusia.
Mengutip akun resmi Instagram @bank-indonesia, berdasarkan UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Bank Indonesia memang disebutkan memiliki tugas dan kewenangan Pengelolaan Uang Rupiah, di antaranya perencanaan, pencetakan, pengeluaran, dan pengedaran.
Meski demikian, setiap kali mencetak Rupiah baru harus dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan, seperti kebutuhan likuiditas perekonomian, mengganti uang lusuh, denominasi sesuai, dan lain sebagainya.
Berikut ini alasan kenapa Indonesia tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk bayar utang dilansir dari berbagai sumber:
1. Menghindrai Inflasi
Mencetak uang bisa memicu terjadinya inflasi. Hal ini dikarenakan akan berpengaruh terhadap perekonomian negara tersebut.
Ini juga menjadi alasan kenapa suatu negara memilih berhutang daripada mencetak uang dalam jumlah banyak, termasuk negara maju sekalipun.
2. Menghindari Nilai Tukar
Jika suatu negara mencetak uang sebanyak-banyaknya, akan berpengaruh kepada nilai tukar mata uang yang menyebabkan kurs semakin turun, atau membuat nilai tukar anjlok.
Jumlah uang yang beredar berpengaruh terhadap nilai tukar uang asing. Makanya, negara tidak mencetak uang terlalu banyak karena alasan ini.
3. Bisa Utang Membengkak
Utang Muncul Secara teknis. Ketika pemerintah mencetak uang, maka 'kewajiban' berupa utang juga akan muncul di neraca pemerintah.
Nilai uang bukan terlihat semakin banyak uang yang beredar tidak diikuti dengan semakin banyaknya barang di pasaran, maka harga barang tersebut semakin tinggi karena semakin langka dan dicari.
(RIN)
(Rani Hardjanti)