KAI menilai ada kebutuhan mendesak dibalik permintaan izin impor 10 kereta bekas tersebut.
Joni mengatakan ada kebutuhan mendasar atas angkutan penumpang, setelah KCI mempensiunkan 10 rangkaian KRL pada 2023 dan 16 rangkaian KRL pada 2024.
Menurutnya, permohonan impor kereta bukan menjadi alasan KAI selaku pemegang saham KCI tidak mengutamakan produksi dalam negeri.
Dia menyebut ini hanya menjadi alternatif di tengah kebutuhan dan lonjakan penumpang KRL yang tinggi.
"Saya lebih kepada garis besar bahwa kita akan memaksimalkan produksi di dalam negeri. Kita akan maksimalkan itu, yang menjadi masalah kan itu butuh proses, tidak bisa kita melakukan kesepakatan pembelian, besok langsung ada," ujar Joni.
Dia merinci, kapasitas setiap satu gerbong mampu melayani 175 orang.
Sementara, satu rangkaian KRL terdiri 8-12 gerbong. Jika dihitung secara simultan atau pulang pergi, maka satu rangkaian kereta bisa melayani puluhan ribu penumpang.
Dari perhitungan tersebut, dipastikan ratusan ribu calon penumpang KRL tidak dapat mengakses layanan kereta, bila kebutuhan ini tidak disediakan KAI melalui KCI.
"Sejauh ini bahwa dengan berkurangnya gerbong pasti berkurang juga kapasitas penumpang. Berkurangnya gerbong yang beroperasi, kapasitas angkut juga berkurang," kata Joni.
(Zuhirna Wulan Dilla)