3. Avianti Armand
Selain menekuni dunia arsitek, Avianti Armand merupakan seorang penulis, kurator, dan juga penyair. Setelah lulus dari Universitas Indonesia, Avianti mulai mengawali karier arsitekturnya di Grahacipta Hadiprana dan bekerja untuk Andra Matin hingga tahun 2009. Avianti mendirikan studionya sendiri yang diberi nama Avianti Armand Studio. Semenjak itu, Avianti Armand makin aktif menulis dan menerbitkan puisi, esai, dan cerita pendek.
Avianti sempat beberapa kali berperan sebagai kurator dalam berbagai tulisan seputar arsitektur, di antaranya: “Ruang Tinggal Dalam Kota” (2010); “Pameran Nasional Arsitek Muda Indonesia” (2010); dan “Andramatin: A Sequel” (2012). Arsitek perempuan kelahiran 1969 ini berhasil menyabet penghargaan dari Ikatan Arsitektur Award pada 2008 dengan karyanya yang diberi nama Rumah Kampung. Avianti membuktikan bahwa berprofesi sebagai arsitek dan seorang penulis bisa menghasilkan karya yang mengesankan.
4. Imelda Akmal
Selain Avianti Armand, Imelda Akmal juga seorang arsitek perempuan yang sekaligus menekuni profesi sebagai penulis. Imelda adalah lulusan sarjana dari Universitas Trisakti jurusan arsitektur. Kemudian ia melanjutkan studi double degree, yaitu jurusan interior di Melbourne Institute of Technology, Australia dan memperoleh gelar MBA di Swinburne University.
Imelda Akmal mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang arsitektur pada 2004 yang bernama Imelda Akmal Architecture Writer Studio. Ia dikenal karena keberhasilannya memperkenalkan dunia arsitektur melalui sebuah buku hingga ke dunia internasional. Sebut saja majalah tersohor di Indonesia, Archinesia Bookgazine. Melalui majalah tersebut, ia mengulas tentang profil arsitek Indonesia beserta karya-karyanya.
5. Nabila Larasati Pranoto
Nabila Larasati Pranoto merupakan arsitek muda yang prestasinya tak kalah membanggakan. Lulusan Singapore University of Technology and Design ini pernah mengharumkan nama Indonesia melalui ajang penghargaan arsitektur tingkat internasional. Nabila berhasil mendapatkan penghargaan bergengsi tahunan di bidang arsitektur lingkungan oleh Jacques Rougerie Foundation, Prancis. Karyanya berjudul “A Living Organism”, terinspirasi dari keprihatinan global warming. Dari karyanya itu, Nabila sukses memperoleh penghargaan internasional bergengsi Coup de Coeur Award kategori “Architecture and Sea Level Rise”. Ia berhasil mengalahkan peserta lain dari Denmark, Amerika Serikat, India, Namibia, dan Perancis.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)