Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fenomena Miliarder China Hilang, Kebijakan Kemakmuran Bersama Jadi Sorotan

Hana Wahyuti , Jurnalis-Sabtu, 11 Maret 2023 |15:07 WIB
Fenomena Miliarder China Hilang, Kebijakan Kemakmuran Bersama Jadi Sorotan
Jack Ma Salah Satu Miliarder China yang Sempat Hilang. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Miliarder di China menjadi sorotan karena tiba-tiba hilang. Mulai dari Bao Fan sebagai Pendiri perusahaan finansial China Renaissance Holdings, Ketua Konglomerat Fosun Internasional Guo Guangchang hingga Bos Alibab Jack Ma.

Menurut beberapa pengamat, menghilangnnya miliarder ini di tengah masa pemerintahan Xi Jinping. Partai Komunis China ingin merebut kembali kekuasaan dan mereka melakukan cara-cara misterius untuk mengambil alih.

Teorinya seperti kekuatan perusahaan besar, khususnya di sektor teknologi, bertumbuh berkat kebijakan pendahulu Xi, yakni Mantan Presiden Jiang Zemin dan Hu Jintao.

Sebelumnya, fokus Beijing diarahkan pada pusat-pusat kekuasaan yang tradisional, seperti militer, industri berat, dan pemerintah daerah. Selagi mempertahankan kendali erat pada area-area tersebut, Xi melebarkan fokusnya agar lebih banyak aspek ekonomi berada di bawah kendalinya.

Kebijakan 'Kemakmuran Bersama' ala Xi menerapkan berbagai tindakan keras di sebagian besar sektor perekonomian, khususnya industri teknologi yang kini berada di bawah pengawasan khusus.

"Kadang-kadang, insiden ini dirancang sedemikian rupa untuk mengirim pesan yang lebih luas, khususnya ke industri atau kelompok dengan kepentingan tertentu," ujar The Economist Intelligence, Nick Marro, dikutip dari BBC Indonesia, Sabtu (11/3/2023).

"Pada akhirnya, insiden seperti itu mencerminkan upaya untuk memusatkan kendali dan otoriter pada bagian-bagian tertentu dalam ekonomi, yang sudah menjadi ciri khas dari gaya pemerintahan Xi dalam dekade terakhir," tambahnya.

Sementara itu, konsep Kemakmuran Bersama adalah supremasi hukum. Artinya hukum harus berlaku baik bagi orang kaya maupun orang miskin.

Pemerintah China mengatakan kebijakan tersebut ditujukan untuk mempersempit kesenjangan kekayaan yang semakin lebar.

Banyak orang pun sepakat hal tersebut adalah masalah besar yang dapat merusak posisi Partai Komunis jika dibiarkan tidak ditangani.

Di tengah ketidaksetaraan yang meningkat, Xi disebut-sebut menghadapi tekanan dari pihak sayap kiri yang ingin China lebih dekat ke akar sosialisme.

Misteri hilangnya miliarder, serta kekhawatiran yang muncul dari cara pemerintah China dalam menangani para pengusaha yang seakan-akan tidak menimbulkan dampak.

Beberapa pengamat mengatakan bahwa tindakan ini berisiko menurunkan potensi munculnya pengusaha baru.

“Bahaya dari Beijing yang membuat para miliarder teknologi menjadi target itu menciptakan tekanan pada pengusaha teknologi yang berharap menjadi Jack Ma berikutnya,“ kata Kepala Kebijakan China dan Teknologi Albright Stonebridge Group, Paul Triolo.

Xi sepertinya menyadari adanya risiko membuat para pemegang bisnis ketakutan, sehingga dalam pidatonya kepada delegasi NPC minggu ini dia menekankan pentingnya sektor swasta untuk China.

Namun, dia juga meminta perusahaan swasta dan pengusaha untuk "menjadi kaya dan bertanggung jawab dan "kaya dengan penuh kasih".

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement