Sementara itu, EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) yang disesuaikan GOTO tumbuh sebesar 52 persen pada kuartal IV-2022 menjadi minus Rp3,1 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya minus Rp6,5 triliun.
Perbaikan ini menandai peningkatan kuartalan keempat secara berturut-turut didorong oleh kinerja yang solid dari unit bisnis On-Demand Services (Gojek). Secara tahunan, EBITDA disesuaikan juga membaik 3 persen menjadi minus Rp16 triliun, dari sebelumnya minus Rp16,5 triliun pada 2021.
Sementara itu, GOTO mencatat rugi bersih yang belum diaudit di kuartal keempat 2022 sebesar Rp19,5 triliun dan rugi bersih 2022 yakni Rp40,4 triliun. Jumlah rugi itu meningkat dari Rp10,2 triliun di kuartal keempat 2021 dan Rp25,9 triliun di tahun 2021 (proforma).
Menurut Andre Soelistyo, Direktur Utama Grup GoTo, peningkatan kinerja perusahaan di kuartal keempat menegaskan kemajuan pesat dalam percepatan langkah menuju profitabilitas.
Dia mengatakan, dengan mempertajam fokus mendorong monetisasi bagi pelanggan setia, pertumbuhan pendapatan tetap tercapai di tengah implementasi strategi pengurangan insentif serta pemasaran produk.
"Langkah tersebut, beserta kedisiplinan dalam pengelolaan beban dan pendekatan layanan yang terukur, merupakan pendorong percepatan profitabilitas perseroan. Seiring dengan pertumbuhan jangka pendek yang kemungkinan melandai, saat ini fokus kami adalah membangun infrastruktur layanan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan menguntungkan secara jangka panjang,” katanya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (20/3/2023).
Menurut Andre, selama dua bulan pertama tahun 2023, perseroan melihat pertumbuhan yang lebih pesat.