JAKARTA - DPR RI meragukan klaim Kementerian Pertanian (Kementan) perihal produksi beras periode Januari - April 2022.
Keraguan itu menyusul adanya gagal panen di sejumlah wilayah Indonesia.
BACA JUGA:
Anggota Komisi IV Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Daeng Muhammad, mengatakan beberapa wilayah mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrem hingga banjir. Wilayah yang dimaksud adalah Karawang dan Bekasi di Jawa Barat.
Di bekasi, dari 23 Kecamatan ada 18 kawasan yang terdampak banjir, akibatnya 20.000 hektare (ha) luasan sawah di daerah itu mengalami gagal panen lantaran teredam air.
"Pertanyaan cuma satu, tadi bicara tentang prediksi panen raya, saya kasih tau Pak (Menteri Pertanian), Karawang, Bekasi puso, tau nggak puso? Puso itu panen yang gagal, pertama cuaca ekstrem, bekasi 18 kecamatan dari 23 kecamatan itu kena banjir," ungkap Daeng saat rapat kerja bersama Kementerian Pertanian, Senin (27/3/2023).
BACA JUGA:
"Kita harus tanam ulang. hari ini kalau tanam ulang, artinya petani kita butuh bibit, petani kita butuh pupuk dari itu zero (nol)," lanjut dia.
Dia merinci total lahan sawa di Bekasi mencapai 40.000 - 45.000 hektare dengan kapasitas produksi satu hektar 7 ton beras yang dihasilkan.
Namun, ada 20.000 ha lahan gagal panen, maka kapasitas produksi beras menurun signifikan.
"Biasanya panen raya satu ha 7 ton minum ya, Karawang itu 90.000 ha, Bekasi itu 45.000 - 40.000 ha. Sekarang ini paling maksimum itu 5 ton, jadi produksi pasti turun," kata dia
Sebelumnya, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyebut potensi luas panen padi pada periode tersebut naik 2,13% dibandingkan pada periode yang sama 2022.
Berdasarkan data BPS, luas panen padi sepanjang 2022 mencapai 10,45 juta hektar, mengalami kenaikan 40,87 ribu hektar atau 0,39% dibandingkan tahun sebelumnya yakni 10,41 juta hektar.
"Pada 2023 potensi luas panen (padi) selama Januari hingga April sebanyak 4,51 juta hektare, dan meningkat 2,13% dibandingkan periode yang sama 2022," ujar Syahrul.
(Zuhirna Wulan Dilla)