BALI - Indonesia mencari akses keuangan selain kredit untuk mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara anggota Asean di Asean Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) Bali.
Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu, di Asean terus berkembang inisiatif dukungan bagi UMKM. Oleh karena itu, Indonesia nantinya akan melihat model keuangan seperti apa yang bisa digunakan untuk pelaku usaha dalam negeri.
"Kita lihat model di negara-negara untuk dukung UMKM, salah satu meningkatkan literasi menggunakan jasa keuangan digital akan membuat efisien, cepat dan akses pembiayaan," ujarnya di Hilton Hotel, Bali, Senin (27/3/2023).
Sebenarnya, kata Febrio, Indonesia sudah menjadi teladan di kawasan untuk pembiayaan UMKM. Di mana pemerintah menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pembiayaan puluhan juta, sampai miliaran Rupiah.
"Satu tahun Indonesia memberi subsidi bunga untuk mengcover pembiayaan mulai Rp200 triliun, tahun lalu Rp300 triliun dan tahun ini Rp400 triliun. Penyaluran KUR itu pemerintah siapkan subsidi bunga Rp40 triliun," ujarnya.
Selain KUR, pemerintah melalui BUMN menyiapkan pembiayaan untuk usaha yang lebih kecil atau supermicro. Di mana PMN memberi pinjaman cukup murah dan relatif ringan untuk pelaku usaha seperti tukang sate, bubur ayam dan lainnya.
Dari inovasi keuangan yang sudah ada, Indonesia ingin mencari apa lagi akses keuangan bagi UMKM yang bisa diberikan. Oleh karena itu, dalam Asean di Asean Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting akan dibahas terkait UMKM.
"Kita ingin yang sudah besar ini kita tingkatkan. UMKM dapatkan akses ke keuangan digital selain kredit. Misalnya bisa asuransi dan jasa keuangan lain. Dibahas juga soal perlindungan konsumen dengan banyak jasa keuangan digital bisa meningkatkan penggunanya," ujarnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)