"Tetapi ini kan jelas, bengkaknya kenapa? Pada saat Covid terjadi pembengkakan di mana-mana karena proyek-proyek mundur, karena Covid harga besi itu naik, baja naik, komponen itu yang harus kita hitung," ucapnya.
Gonjang-ganjing supply chain atau rantai pasok tersebut mendorong naiknya biaya KCJB. "Pasti harganya mahal sekarang, itu lah gonjang ganjing rantai pasok supply chain yang terganggu," katanya.
Pemerintah sebelumnya mengajukan pinjaman senilai Rp8,3 triliun untuk menambal anggaran proyek KCJB yang bengkak.
Namun hingga saat ini, CDB belum memenuhi komitmen untuk memberikan pinjamannya kepada Indonesia. Perkaranya belum ada kesepakatan nilai interest rate atau tingkat suku bunga atas pinjaman sebesar Rp8,3 triliun itu.
Baca selengkapnya: Biaya Kereta Cepat Jakarta Bandung Bengkak Rp18,2 Triliun, Erick Thohir: Ada Korupsi Kita Sikat
(Taufik Fajar)