JAKARTA - Harga emas naik tapi masih di bawah level psikologi USD2.000 pada akhir perdagangan Senin. Harga emas berbalik menguat setelah alami kerugian di sesi sebelumnya, karena dolar hariini melemah menjelang keputusan Federal Reserve tentang suku bunga acuannya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, naik USD9,30 atau 0,47% menjadi USD1.999,80 per ounce. Di mana selama sesi perdagangan, emas menyentuh level tertinggi di USD2.001,20.
Dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS keduanya berbalik lebih rendah pada Senin (24/4/2023) setelah rebound minggu lalu dari posisi terendah satu tahun.
Bank sentral AS diperkirakan akan menambah seperempat poin lagi dalam apa yang akan menjadi kenaikan suku bunga kesepuluh dalam waktu kurang dari 15 bula dalam pertemuan Mei mendatang, membawa suku bunga ke puncak 5,25% dari era pandemi hanya 0,25%.
"Emas mencoba untuk kembali ke tempatnya semula, di atas level 2.000 dolar AS per ounce," kata Analis Platform Perdagangan OANDA, Ed Moya, dikutip dari Antara, Selasa (25/4/2023).
“Pelemahan dolar membantu mengirim emas lebih tinggi karena investor mulai lebih percaya bahwa Fed akan memberikan lebih banyak penurunan suku bunga tahun depan," ujarnya.
Level 2.000 dolar tetap menjadi titik harga psikologis penting untuk emas. Para analis pasar berpendapat bahwa emas sedang dalam koreksi. Karena kepercayaan pasar masih rapuh, emas sebagai safe haven akan tetap menarik bagi investor untuk sementara waktu.
Investor juga menunggu laporan produk domestik bruto AS yang akan dirilis pada Kamis (27/4/2023).
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 25,30 sen atau 1,01% menjadi USD25,311 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot USD41 atau 3,60% menjadi USD1.097,70 per ouce.
(Feby Novalius)