JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) telah menetapkan harga (pricing) terkait rencana penerbitan surat utang berwawasan hijau (green bond) senilai USD400 juta atau setara Rp6 triliun
Surat utang dari PGEO ini diprediksi bakal diminati investor lantaran tren investasi hijau di pasar global juga tengah naik daun.
Strategi ini selaras dengan tren penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dan berkelanjutan di level internasional, yang mulai mereduksi penggunaan energi fosil yang dinilai kotor dan tidak ramah lingkungan.
"Pada titik ini, penerbitan green bond juga sesuai dengan core business perusahaan yang bergerak di panas bumi, yang notabene merupakan bagian dari energi baru terbarukan," ujar Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto kepada media di Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Bagusnya respons pasar, di antaranya, juga telah terbukti pada penerbitan green bond yang sebelumnya telah dilakukan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).
"Untuk kemudian mengikuti jejak (penerbitan green bond) BNI dan BRI yang sampai oversubscribed, tentu kupon yang diberikan harus menarik di mata investor, di tengah tren peningkatan suku bunga perbankan," katanya.