JAKARTA - Amerika Serikat (AS) diprediksi gagal bayar utang dengan total utang mencapai sebesar USD31,45 triliun atau setara Rp462 ribu triliun.
Hal tersebut tentunya akan berdampak terhadap keuangan dunia, termasuk Indonesia.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan mengatakan dampak risiko gagal bayar utang AS tidak akan berdampak signifikan terhadap Indonesia, karena yang diserang sektor keuangan. Menurutnya, dampak dari potensi tersebut perlu ditinjau dari kondisi dependensi Indonesia terhadap AS.
Dirangkum Okezone, Minggu (14/5/2023) berikut fakta-fakta dampak AS berpotensi gagal bayar utang bagi Indonesia.
1. Sektor perdagangan
Dampak AS gagal bayar utang terhadap sektor perdagangan Indonesia akan berasal dari permintaan ekspor impor oleh AS. menurut Abdul Manap jika AS kesulitan membayar utang, maka ada kemungkinan mereka akan mengurangi permintaan ekspor impor ke Indonesia.
Namun, kontribusi ekspor impor AS terhadap Indonesia tak terlalu signifikan, yakni sebesar 9,22% untuk ekspor dan 4,79% untuk impor. Persentase tersebut masih jauh dari kontribusi ekspor impor negara-negara ASEAN yang sebesar 18,98% untuk ekspor dan 17,31% untuk impor.
2. Investasi Asing
Adapun dampak potensi tersebut terhadap Penanaman Modal Asing (PMA) yakni porsi PMA AS di Indonesia hanya sebesar 6% pada 2022 lalu. Namun begitu, Abdul mengatakan pemerintah tetap harus mewaspadai aspek PMA ini karena AS berinvestasi pada sektor-sektor yang strategis, khususnya sektor energi.