Menurutnya, pihaknya terus akan memastikan bahwa kebutuhan dalam negeri tercukupi baru kemudian melakukan ekspor.
Febri mengatakan, pihaknya juga melakukan pemantauan terhadap situasi panic buying yang terjadi di Malaysia sehingga bisa melakukan berbagai langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya hal serupa di Indonesia.
“Kami masih memantau. Tapi yang jelas pasokan AMDK kita masih mencukupi,” terangnya.
Menurut Febri, sebelumnya tidak pernah ada kejadian panic buying AMDK di Indonesia.
Bahkan ketika momentum Lebaran di mana Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengeluarkan ketentuan larangan truk dan angkutan barang lewat jalan tol dan non tol selama masa mudik Lebaran 2023.
“Pasokan saat itu sempat terhambat. Tapi tidak menciptakan panic buying dan tidak ada masalah apapun,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Warga Malaysia sempat dilanda panic buying dengan berbondong-bondong membeli air minum kemasan dalam jumlah yang banyak.
Dalam video yang beredar, masyarakat tampak memadati supermarket untuk berbelanja air kemasan yang menyebabkan sejumlah stok di beberapa rak habis terjual.
Adapun hal ini disebabkan oleh penurunan curah hujan dan bendungan yang mengering.
Namun, situasi itu semakin diperparah dengan adanya gangguan sistem bendungan air di Sungai Muda yang terbuka sendiri karena ada sensor yang salah. Ini pun mempengaruhi produksi air olahan di Instalasi Pengolahan Air (WTP) Sungai Dua, dilansir The Star.
(Zuhirna Wulan Dilla)