Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Utang BUMN Karya di Himbara Tinggal Rp70 Triliun, Erick Thohir: Jangan Dilihat Akan Bangkrut

Suparjo Ramalan , Jurnalis-Kamis, 25 Mei 2023 |16:55 WIB
Utang BUMN Karya di Himbara Tinggal Rp70 Triliun, Erick Thohir: Jangan Dilihat Akan Bangkrut
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Kementerian BUMN)
A
A
A

JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut utang BUMN Karya di perbankan pelat merah (Himbara) tersisa Rp70 triliun, turun drastis dari jumlah sebelumnya yang berada di posisi Rp120 triliun.

Dia pun meminta publik tidak membangun persepsi bahwa perseroan di sektor infrastruktur itu terlilit banyak utang dan merugi.

"Dari Rp120 triliun sudah turun, tinggal Rp70 triliun. Tentu ada arus kas yang harus dikejar, konteks kadang kita selalu lihat ini banyak utang macet," ujar Erick saat ditemui di gedung Kementerian BUMN, Kamis (25/5/2023).

Meski membukukan utang bernilai fantastis, Erick mengatakan bahwa BUMN Karya juga mampu memberikan kontribusi besar bagi masyarakat. Salah satunya melalui pembangunan sejumlah ruas tol di Tanah Air.

Karena itu, publik seyogyanya tidak hanya melihat pada sisi utang saja, namun juga pada peran dan kontribusi perusahaan.

"Jadi, jangan dilihat masalah utang, seakan paradigma bangkrut, tetapi solusi yang sudah diberikan karya kepada rakyat Indonesia luar biasa dan ini bukan proyek mercusuar, kebutuhan jalan itu mandatory," ucap dia.

Secara agregat, BUMN konstruksi masih menanggung utang atau liabilitas bernilai jumbo. Hingga akhir Maret 2023 ada empat perusahaan negara yang membukukan utang hingga puluhan triliun rupiah.

Empat BUMN Karya terdiri dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, (WIKA), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, (PTPP), dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, (ADHI).

BUMN bersandi saham WSKT membukukan liabilitas, termasuk utang, senilai Rp84,37 triliun per 31 Maret 2023. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari posisi 31 Desember 2022 yang berada di angka Rp83,98 triliun.

Lalu, Wijaya Karya dengan jumlah liabilitas, termasuk utang, mencapai Rp55,76 triliun. Angka tersebut membuat emiten bersandi saham WIKA itu menduduki posisi kedua setelah WSKT, sebagai BUMN konstruksi dengan status terbuka (Tbk) yang membukukan utang bernilai fantastis.

PT Pembangunan Perumahan membukukan liabilitas, termasuk utang hingga 31 Maret tahun ini senilai Rp43,81 triliun. Jumlah tersebut meningkat dari posisi 31 Desember 2022 yang berada di angka Rp42,79 triliun.

Utang tersebut merupakan akumulasi dari utang jangka pendek sebesar Rp26,61 triliun dan utang jangka panjang yang mencapai Rp17,19 triliun.

Kemudian, Adhi Karya menduduki posisi keempat sebagai emiten konstruksi pelat merah yang mencatat utang jumbo. Dari laporan keuangan per 31 Maret 2023, utang perusahaan, termasuk liabilitas, sebesar Rp30,29 triliun.

Adapun utang jangka pendek perusahaan nilai Rp23,37 triliun. Sedangkan utang jangka panjang mencapai Rp6,91 triliun.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement