JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI mengungkap penumpang KRL semakin hari makin meningkat. Dirut KCI Asdo Artriviyant menjelaskan impor KRL bekas dari Jepang merupakan salah satu opsi paling cepat yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan penumpang yang semakin meningkat.
Asdo mengatakan bahwa kebutuhan impor KRL tersebut ditujukan untuk mengangkut penumpang KRL pada tahun ini dan tahun 2024 sambil menunggu pembelian 16 train set dari PT INKA yang baru bisa beroperasi pada 2025-2026.
Adapun rata-rata penumpang KRL berkisar di angka 900 ribu orang per hari. Angka ini akan terus meningkat seiring dengan perbaikan prasarana yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan.
"Untuk memenuhi kapasitas angkut di tahun ini, yang paling cepat adalah impor KRL tersebut sambil menunggu kereta yang kita buat (dari PT INKA)," kata Asdo di iNews Tower, Jakarta, Kamis (8/6/2023) Malam.
Asdo mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih terus melakukan konsultasi dengan sejumlah pihak mengenai rencana impor KRL tersebut. Dia berharap bahwa rencana izin impor KRL bekas dari Jepang segera mendapatkan izin dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
"Kita masih melakukan konsultasi dengan DJKA (Direktorat Jendral Perkeretaapian Kementerian Perhubungan) dengan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) agar nanti pelaksanaan impor ini mendapatkan izin dan bisa secara kompetensi dapat dilakukan, sehingga isu kekurangan kapasitas di 2023-2024 itu tidak ada lagi dan segera teratasi," katanya.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir melaporkan bahwa pertumbuhan pengguna kereta api dan KRL Commuter Line jauh lebih tinggi dibandingkan perhitungan awal dari PT KAI.
"Saya sudah rapat dengan KAI dan INKA memang kemarin ada koreksi dari KAI pertumbuhan peningkatan penumpang pasca Covid itu, KAI cukup konservatif, tapi ternyata hari ini peningkatan penumpang kereta jauh di atas prediksi yang ada di KAI," ucap Erick saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Senin (5/6/2023).
Dari data pertumbuhan traffic pengguna kereta, khususnya KRL Commuter Line, maka impor 12 rangkaian KRL dinilai perlu untuk memenuhi kebutuhan tahun ini dan tahun 2024. Sementara, dalam beberapa tahun ke depan rangkaian kereta api dan KRL nanti dipasok oleh INKA.
Adapun keputusan impor KRL bekas dari Jepang hingga hari ini belum menemui titik terang, apakah impor tersebut dapat dilakukan atau tidak.
Keputusan tersebut kini berada di tangan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan selaku ketua penanganan impor KRL bekas dari Jepang.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)