JAKARTA - Kementerian BUMN menargetkan dividen 2024 tidak hanya didominasi bank-bank negara saja. Dari lini bisnis lainnya juga didorong supaya bisa menyetor dividen dengan jumlah yang fantastis.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mematok nominal dividen tahun depan Rp80,2 triliun. Angka ini sama dengan dikontribusikan perusahaan pelat merah tahun ini.
"Inilah kenapa nanti kita dorong juga tidak bisa yang namanya dividen ini bergantung hanya dari Himbara, tetapi kita mendorong kelompok-kelompok usaha lain untuk bisa melakukan dividen yang baik, sehingga angka-angka ini bisa terjaga," ungkap Erick saat rapat kerja (raker) bersama Komisi VI DPR RI, dikutip Jumat (16/6/2023).
Untuk merealisasikan nilai dividen 2024, Erick mematok revenue atau pendapatan BUMN sebesar Rp3.000 triliun. Sedangkan net income atau pendapatan bersih di angka Rp250 triliun.
Untuk Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) BUMN tahun depan dipatok di level Rp600 triliun.
Proyeksi kinerja keuangan perseroan berdasarkan kinerja tahun buku 2023. Erick mengatakan meski terdapat tantangan, lantaran makro ekonomi global masih tertekan, pihaknya optimis net income dan revenue perseroan bisa dicapai.
"Nah, jadi angkanya kalau ini tercapai, angka Rp80,2 triliun (dividen) untuk tahun 2023 (tahun buku) yang diberikan 2023 ini Insya Allah bisa tercapai, asal angka besar ini tercapai," ucapnya.