JAKARTA - Siti Martinah warga Jalan H Aom, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sudah 12 tahun menggeluti usaha keripik tempe. Kini usahanya itu sudah menembus pasar mancanegara berkat ketelatenan dan kerja kerasnya.
Kisahnya, dia membangun usahanya 12 tahun lalu yang tepatnya pada 2011. Martinah butuh perjuangan untuk menemukan racikan terbaik agar keripik tempe itu diterima pasaran.
Butuh tiga bulan Siti Martinah bergelut di dapur memadukan bumbu pilihan agar keripik tempenya bisa memikat lidah para pembeli. Itu pun tidak mudah buatnya, tetapi tetap dijalani dengan senang hati.
"Proses menemukan komposisi bumbu terbaik selama tiga bulan. Itu sambil berjualan keliling," kata Siti Martinah kepada Okezone.com belum lama ini.
Awalnya, keripik tempenya tidak mendapatkan sambutan spesial. Kondisi itu membuat membuatnya mengubah komposisi bahan baku dan akhirnya bisa diterima masyarakat luas.
Seiring berjalannya waktu, penjualan keripik tempenya terus meningkat pesat dengan tingginya permintaan. Siti Martinah pun sampai kewalahan menerima banyaknya permintaan keripik tempenya.
Keberhasilannya itu juga ingin diikuti para tetangganya. Sebab, warga sekitar rumahnya yang mayoritas pengrajin tempe mentah perlahan mulai beralih membuat keripik tempe.
Siti Martinab pun tidak sungkan saat proses pembuatan keripik tempenya dilihat langsung oleh para tegangganya. Pasalnya, dia punya semangat untuk maju dan berkembang bersama.
Jalan H Aom, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, kini menjadi pusat pengrajin keripik tempe. Kawasan itu pun masuk ke dalam klaster keripik tempe yang merupakan binaan BRI.
"Tetangga melihat proses produksi. Saya tidak apa-apa. Rezeki sudah masing-masing," ucapnya.