JAKARTA - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dan Bank Indonesia (BI) diproyeksikan masih akan menahan tingkat suku bunga acuannya. Sebelumnya, pada pertemuan Juni lalu The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,0-5,25%.
Sementara itu, Bank Indonesia akan mengumumkan tingkat suku bunga acuan pada Kamis (22/6/2023) besok.
Vice President Infovesta, Wawan Hendrayana mengatakan bahwa di tengah penantian pengumuman tingkat suku bunga acuan oleh dua bank sentral tersebut, para investor disarankan untuk berinvestasi pada Surat Berharga Negara, obligasi korporasi dan saham-saham sektor perbankan.
“Karena ketika suku bunga stabil dan cenderung turun, maka aset suku bunga itulah yang paling diuntungkan,” kata Wawan dalam Market Buzz IDX Channel, Rabu (21/6/2023).
Wawan memproyeksikan hingga akhir 2023, The Fed masih akan menaikkan suku bunga 1-2 kali lagi ke level 5,5%. Sementara suku bunga BI hingga akhir tahun diperkirakan berada di level 5,75% dan turun ke level 5% di tahun depan.
Terkait komposisi investasi, Wawan menyebut hal itu tergantung pada time frame investasi masing-masing investor. Di tengah tren suku bunga yang mulai melandai, ia menyarankan 50% porsi investasi pada instrumen surat utang.
“Untuk saham, sekarang juga ada tren investasi di sektor keberlanjutan atau ESG. Di bursa sendiri sudah ada beberapa indeks yang merujuk ke ESG dan kinerjanya cukup baik,” kata Wawan.
Adapun, sejumlah saham yang direkomendasikan antara lain PT Astra International Tbk (ASII), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
(Taufik Fajar)