BOGOR - Perkembangan teknologi dan zaman menuntun para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk beradaptasi. Cara sederhannya dengan memaksimalkan pola transaksi digital karena lebih aman dan praktis.
Tidak hanya itu, konsumen saat ini mayoritas melakukan transaksi dengan uang digital karena manfaat tersebut. Jadi, tidak ada alasan lagi buat pelaku UMKM belum menyediakan pilihan dalam pembayaran itu untuk memberikan pelayanan kepada konsumen.
Pemilik usaha Lumpia Basah di Bogor, Jawa Barat, Hidayatullah mengatakan mayoritas pembeli memang sudah menggunakan pembayaran digital. Hal itu pun membuatnya mau tidak mau harus terbiasa dan kini akhirnya malah cukup nyaman.
"Sangat termudahkan dengan transaksi digital. Jaman sekarang sudah banyak masyarakat yang tidak lagi membawa uang tunai. Mereka pakai QR code dalam pembayaran," kata Hidayatullah di Bogor, beberapa waktu lalu.
Pria yang kini sudah memiliki tiga cabang usahanya itu mengatakan usahanya itu juga bisa dipesan dengan lewat berbagai aplikasi pemesanan online, yakni Gojek, Grab, dan Shopee. Dengan memanfaatkan pemasaran online membuat pemasukan usahanya jauh meningkat.
"Saya jualan online. Kalau lagi ramai saya bisa menjual 100 porsi lumpia basah. itu harganya mulai Rp 10 ribu sampai dengan Rp 15 ribu pe porsi," ucapnya.
Hidayatullah mengatakan untuk mengelola keuangan dengan adanya transaksi online dan aplikasi pun jauh lebih mudah. Oleh dikarenakan, pemasukkan akan terdata dengan jelas lewat rekening.
Kalau tunai, terkadang tidak tercatat sirkulasi keuangannya. Itu alasannya dia sangat senang dengan adanya transaksi digital.
Untuk pembayaran digital sudah ditetapkan di usahanya sejak 2022. Hal itu setelah mendapatkan fasilitas QR code dari BRI sejak memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Uangnya, kan, langsung masuk ke rekening (bisa langsung direkap). Saya pun lebih tenang saat berjualan karena tidak takut dibegal," katanya.
(Feby Novalius)