"Misalkan, saya punya teman, trus teman saya memberi tahu temannya. Trus lama-lama jadi nyebar. Tapi itu yang join di grup benar-benar pembeli yang terpercaya," ujar Putri jebolan salah satu mahasiswa swasta Jurusan Manajement.
Saat ini, tren penjualan jastip ada pada Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kemayoran. Di sana menurutnya banyak barang bermerek namun dijual dengan diskon sehingga dia bisa melepas harga jual dengan mendapatkan keuntungan.
"Untungnya sih tidak banyak, hanya Rp5.000-Rp50.000 saja per item. Tapi dari situ kita bisa dapat untung hingga Rp2 juta. Percaya enggak percaya. Kelihatannya sepele, tetapi itu nyata," ujarnya.
Barang yang dijajakan tidak jauh dari seputar fashion, antara lain perhiasan gelang, cicin, kalung hasil UMKM, tas, sepatu, dan jam tangan. Barang dagangannya akan bervariasi sesuai dengan diskon yang sedang berlangsung.
Putri membocorkan, salah satu rahasia suksesnya mendapatkan produk jualan jastip yang laris adalah dengan membuka hubungan baik dengan petugas toko dan sales promotion girl (SPG).
Dia mengatakan, SPG itu memiliki informasi barang bagus tetapi harga diskon. Di sinilah ceruk penjualan, di mana para pembeli suka dengan barang bagus dengan harga yang miring.
"Jadi setiap ke toko, minta nomor kontak SPG-nya. Nanti dia akan info ke kita," ujarnya.
Dari situ saatnya Putri beraksi. Bahkan tidak jarang ada yang mempertanyakaan apakah barangnya produk asli atau tiruan. "Itu asli semua. Karena saya dapat info dari tokonya langsung," ujarnya.
Saat membeli barang titipan, Putri yang merupakan nasabah Bank BRI cabang Menteng, banyak melakukan transaksi dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) BRI. Sehingga transaksi berjalan lancar tanpa hambatan.
Selain jastip, dia juga berperan sebagai pelaku UMKM dengan membuka lapak offline di Car Free Day Sudirman Thamrin pada akhir pekan dan Cut Mutia Menteng setiap hari Jumat. Produk yang dijajakan pun banyak yang membeli dengan QRIS.
"Sekarang tuh hampir 80 persen penjualan offline saya, pembelinya pakai QRIS. Itu apalagi di kawasan kantoran ya. Pada bilang (pembeli), bayarnya pakai QRIS," ujarnya.