JAKARTA - Puing-puing Kapal Selam Titan ditemukan di kedalaman 3.180 meter di bawah permukaan laut dan berjarak sekitar 488 meter dari Bangkai Titanic di dasar laut. Adapun kapal selam yang dalam perjalanan wisata menuju bangkai Kapal Titanic diumumkan meledak pada 22 Juni dan kelima penumpangnya dinyatakan tewas.
Pengangkatan puing dibawa ke pelabuhan di St John’s, Newfoundland dan Labrador, Kanada. Potongan-potongan kapal sudah tak berbentuk dari awalnya memiliki panjang 6,7 meter.
Kapal Kanada Horizon Arctic membawa sebuah ROV, alias kendaraan dengan pengendali jarak jauh. Kapal ini pun mencari puing-puing kapal selam di dasar laut, di dekat bangkai Kapal Titanic.
Pelagic Research Services, perusahaan yang berkantor di Massachusetts dan New York, yang memiliki ROV itu pun mengungkapkan bahwa mereka telah menyelesaikan operasi lepas pantai.
Juru Bicara Jeff Mahoney mengungkapkan, Tim Pelagic Research Services masih dalam misi dan tidak bisa memberi tanggapan mengenai investigasi kapal selam Titan yang masih berlangsung. Penyelidikan itu melibatkan sejumlah lembaga pemerintahan dari Amerika Serikat dan Kanada.
“Mereka bekerja tanpa henti selama sepuluh hari, melalui tantangan fisik dan mental operasi ini, dan sangat ingin menyelesaikan misi ini dan pulang ke orang-orang yang mereka cintai,” kata Mahoney, demikian dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (30/6/2023).
Sementara itu, Dewan Investigasi Kelautan Penjaga Pantai AS (MBI) akan memindahkan bukti-bukti ke pelabuhan AS untuk melakukan analisa dan pengujian lebih lanjut.
Ketua MBI Kapten Jason Neubauer mengatakan, saat ini masih banyak hal yang perlu dikerjakan agar dapat memahami faktor-faktor yang menyebabkan bencana hilangnya Titan dan membantu agar dapat memastikan tragedi serupa tidak terjadi lagi.
“Saya bersyukur atas koordinasi internasional dan antarlembaga yang mendukung dalam menemukan dan mengamankan bukti penting ini dengan jarak antarpantai yang jauh dan kedalaman yang ekstrim,” kata Kapten Neubauer, dikutip dari BBC Indonesia.