Saat itu, Sudwikatmono melakukan ujicoba dengan mengubah ruang gedung bioskop Kartika Chandra menjadi beberapa layar. Konon katanya, nama “21” diambil dari nomor kavling tempat bioskop pertama didirikan, tapi ada pula anggapan kalau “21” adalah akronim dari nama Sudwikatmono sendiri. Sayangnya, gedung bioskop bersejarah itu sekarang sudah menjadi Bil Tower.
Kepemimpinan Sudwikatmono akhirnya terhenti di tahun 1999, jaringan bioskop pun diambil alih kedua partner bisnis yakni Benny Suherman dan Harris Lesmana. Mulai dari sana, secara perlahan Cineplex 21 menguasai pasaran bioskop di Indonesia.
Saat ini, Cineplex 21 merupakan jaringan bioskop terbesar yang tersebar hampir di seluruh kota-kota besar di Indonesia. Dari dulu sampai sekarang, Cineplex 21 masih setia menyediakan film box office berkualitas dari dalam maupun luar negeri bagi masyarakat Indonesia
(RIN)
(Rani Hardjanti)