JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, ideal pesawat di Indonesia ydibutuhkan sebanyak 720 pesawat. Di mana jumlah pesawat di Tanah Air masih minim, padahal total penduduk Indonesia mencapai 280 juta jiwa.
Saat ini, total pesawat yang dioperasikan oleh berbagai maskapai penerbangan baru 550 armada. Artinya, Indonesia masih membutuhkan 170 pesawat tambahan.
Dia menilai minimnya armada pesawat berdampak pada harga tiket pesawat, termasuk harga logistik yang dikirim melalui moda transportasi udara.
"Jadi masih ada gap, itulah kenapa sekarang tiketnya masih agak tinggi. Itu juga mengimbangi logistik, nah itu kenapa tadi saya bilang lebih baik Garuda membantu menekan harga tiket dengan sistem logistik yang lebih baik antara people dan barang, lebih fokus ke domestik," ujar Erick pada wartawan, dikutip Minggu (16/7/2023).
Sebagai perbandingan, Amerika Serikat (AS) telah mengoperasikan 7.200 pesawat terbang, angka tersebut dinilai ideal, lantaran jumlah penduduk negara Paman Sam ini berada di kisaran 300 juta jiwa.
"Itu kalau kita lihat amerika 7.200 pesawat terbang di AS, dengan total penduduk hampir 300 juta lebih dengan GDP Rp 40.000 (triliun)," katanya.
Erick menilai Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berada di posisi Rp4.600 triliun saat ini dan ditargetkan naik menjadi Rp 7.200 triliun, maka pesawat yang harus beroperasi di angka 720.
"Kalau kita GDP-nya Rp 4.600 (triliun) dengan total penduduk 280 juta anggaplah kita 10 persennya, berarti 7.200 perlu 720 pesawat," tutur dia.
(Taufik Fajar)