"Meskipun demikian, masih bisa diperdebatkan apakah angka-angka ini akan mengubah sentimen pasar mengingat harga konsumen dan produsen yang lemah minggu lalu," kata Ibrahim.
Baik Bank Sentral Eropa dan Bank Inggris secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan masing-masing lagi pada pertemuan berikutnya, dan sepertinya tidak akan menghentikan siklus pengetatan mereka di sana.
Inggris akan merilis data inflasi Juni pada hari Rabu, dan sementara indeks harga konsumen utama diperkirakan turun menjadi 8,2% tahun-ke-tahun dari 8,7% pada bulan Mei, itu masih empat kali lebih tinggi dari tingkat target inflasi BOE.
Demikian pula, tingkat inflasi di Jerman, ekonomi terbesar di euro, naik pada bulan Juni menjadi 6,8% pada tahun itu, ketika diselaraskan dengan negara-negara Uni Eropa lainnya.
Dari sisi domestik, Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2023 turun USD4,7 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Posisi ULN Indonesia pada akhir Mei 2023 tercatat USD398,3 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN akhir April 2023 sebesar USD403,0 miliar.
ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi 1,7% yoy, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 1,3% yoy.
Kemudian, ULN pemerintah menurun dibandingkan dengan bulan lalu. Posisi ULN pemerintah pada akhir Mei 2023 tercatat sebesar USD192,6 miliar, turun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar USD194,1 miliar, atau secara tahunan tumbuh 2,3% yoy.
Dengan adanya sentimen diatas, untuk perdagangan selanjutnya mata uang rupiah diprediksi bergerak fluktuatif dan ditutup menguat di rentang Rp14.950 - Rp15.050.
(Zuhirna Wulan Dilla)