Sementara itu, impor tercatat USD17,15 miliar atau turun tajam hingga 18,3% yoy. DIa mengatakan, industri manufaktur yang terafiliasi dengan ekspor akan terpengaruh dengan potensi demand-nya.
"Neraca perdagangan kita hingga Juni 2023 tetap surplus sebesar USD3,45 miliar, meskipun ekspor dan impor keduanya kontraksi, tapi tingkat ekspor lebih tinggi daripada impor. Secara akumulasi periode Januari-Juni 2023, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD19,93 miliar," tambah Sri.
Menurutnya, ini adalah sebuah prestasi. Karena, hal ini berarti Indonesia berhasil mencatatkan surplus 38 bulan berturut-turut.
"Neraca perdagangan kita tetap terjaga surplus, dan ini mempengaruhi penguatan dari sektor neraca pembayaran atau external balance kita," tandasnya.
(Taufik Fajar)