Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pendapatan Negara Rp1.407 Triliun di Semester I-2023, Didominasi Pajak

Michelle Natalia , Jurnalis-Senin, 24 Juli 2023 |15:48 WIB
Pendapatan Negara Rp1.407 Triliun di Semester I-2023, Didominasi Pajak
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyatakan pendapatan negara melanjutkan kinerja baik hingga Juni 2023 naik 5,4% (yoy). Hingga akhir Juni 2023, pendapatan negara tercapai sebesar Rp1.407,9 triliun atau 57,2% dari target APBN 2023.

"Hingga akhir Juni 2023, penerimaan pajak tumbuh positif meskipun melambat ke pertumbuhan single digit. Penerimaan pajak sampai semester I-2023 mencapai Rp970,20 triliun atau 56,47% dari target, tumbuh 9,9% (yoy), didukung kinerja kegiatan ekonomi di triwulan I-2023," ujar Sri dalam Konferensi Pers APBN KITA edisi Juli 2023 di Jakarta, Senin (24/7/2023).

Perlambatan pertumbuhan penerimaan pajak antara lain disebabkan oleh penurunan harga minyak bumi yang menyebabkan kontraksi PPh Migas, penurunan Impor yang berimplikasi pada PPh 22 Impor dan PPN Impor, serta kebijakan Program Pengungkapan Sukarela (PPS) tahun lalu yang tidak terulang pada tahun 2023 sehingga menyebabkan kontraksi pada PPh Final.

"Sementara itu, dari sisi sektoral, penurunan impor sejalan dengan perlambatan pertumbuhan sektor industri pengolahan dan perdagangan. Pada saat yang sama, sektor pertambangan melambat akibat penurunan harga komoditas," terang Sri.

Per 30 Juni 2023, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai menurun akibat penurunan bea keluar dan cukai, sedangkan penerimaan bea masuk masih menunjukkan kinerja positif. penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp135,43 triliun (44,67% dari target, turun 18,83% yoy).

"Penerimaan Bea Masuk tumbuh 4,65% (yoy), didorong oleh kenaikan tarif efektif, pertumbuhan BM kendaraan dan menguatnya kurs USD meskipun terjadi penurunan basis impor. Sementara itu, penerimaan cukai menurun 12,20% (yoy) karena total produksi yang menurun utamanya dari Golongan 1," ungkapnya.

Bea Keluar juga mengalami penurunan sebesar 76,97% (yoy) akibat penurunan harga Crude Palm Oil (CPO) dan adanya kebijakan pembersihan (flush out) stok CPO yang mendorong tingginya ekspor CPO pada Juni 2022.

Sementara itu, kinerja PNBP hingga akhir Juni 2023 meningkat dibandingkan periode sebelumnya, mencapai Rp302,1 triliun (68,5% dari target) atau tumbuh 5,5% (yoy).

Capaian positif ini terutama didorong oleh peningkatan pendapatan SDA non-migas (120,8% dari target) yang disebabkan oleh penyesuaian tarif iuran produksi/royalti batu bara dengan berlakunya PP 26/2022 tentang Tarif Atas Jenis PNBP yang Berlaku pada Kementerian Energi dan SDM.

"Selain itu, realisasi pendapatan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) mencapai 86,3% dari Target, juga turut meningkatkan PNBP, didorong setoran dividen BUMN perbankan dan non-perbankan," ungkap Sri.

Sementara pendapatan SDA Migas (45,8% dari Target) mengalami perlambatan akibat penurunan Indonesian Crude Price (ICP) dan lifting minyak bumi.

PNBP lainnya (73,2% dari Target) sedikit mengalami penurunan yang disebabkan oleh penurunan pendapatan Penjualan Hasil Tambang (PHT) dan belum adanya realisasi pembayaran denda dan kompensasi perusahaan batu bara yang melanggar ketentuan Domestic Market Obligation (DMO).

"Serta Pendapatan BLU (46,3% dari target) yang juga mengalami perlambatan akibat penurunan pendapatan dari pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit," pungkas Sri.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement