Bahkan masih sedikit yang bisa memproduksinya menjadi Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa.
"Kalau ini (kelapa) dijadikan ada hilirisasinya, misalnya menjadi nata de coco bisa 3,6 kali nilai tambahnya, kepala parut bisa 6 kali, arang batoknya digarap bisa 4,5 kali dan VCK bisa 11 kali nilai tambahnya, Apindo harus mulai pikir ke sana untuk semua produk yang masih dikirim mentahan," sambungnya.
Di sektor kelautan, Presiden Jokowi memberikan contoh produksi rumput laut.
Sebagai negara yang punya garis pantai terpanjang, Indonesia menjadi negara terbesar kedua penghasil rumput laut.
BACA JUGA:
Tapi saat ini masih belum digarap optimal produk-produk hilirnya alias masih banyak yang diperdagangkan dalam bentuk produk mentah.
"Kita untuk jadi nomor 1 juga tidak sulit, rumput laut mudah sekali mengembangkannya. Menanam rumput laut, gampang sekali," kata Presiden.
"Produksi (rumput laut) pertahun 10,2 jt ton. Masih diekspor dalam bentuk mentah, ke Filipina paling banyak. Coba buat tepung agar bisa tambah 3,8 kali. Minuman olahan 3 kali dan yang terakhir saya liat kemaren di hannover messe rumput laut sudah bisa jadi energi hijau," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)