JAKARTA – LRT Jabodebek mengalami gangguan hingga mati listrik setelah 3 hari beroperasi. Menanggapi hal tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir menilai sebagai hal yang wajar saja.
Menurutnya, Indonesia baru pertama kali memiliki Lintas Raya Terpadu tanpa masinis. Jadi perlu transisi atau waktu untuk melakukan penyesuaian. Apalagi rangkaian LRT Jabodebek merupakan karya PT INKA (Persero), BUMN di sektor manufaktur kereta api.
Sejumlah pihak yang melontarkan kritik karena perkara gangguan teknis pun diharapkan bisa memaklumi hal tersebut.
"Tapi senang naik gak? Senang gak naiknya, inikan karya anak bangsa, kita baru pertama kali, punya LRT ya, pasti ada transisi waktu lah. Kita jangan jadi bangsa yang dikit-dikit ngeluh, dikit-dikit ngeluh," ujar Erick saat ditemui di kawasan DPR RI, Kamis (32/8/2023).
Erick memandang masyarakat harus mendukung produk karya anak bangsa melalui INKA. Pasalnya, pemerintah fokus membangun moda transportasi umum, salah satu skema penanganan polusi di Jabodetabek.
"Akhirnya apa? Ketika polusi udara seperti hari ini ngambek, tapi mendukung buatan Indonesia, memakai kendaraan publik ngambek, jadi solusinya yang mana?" ucapnya.
Dia optimis LRT Jabodebek mampu mengurangi polutan di Ibu Kota dan wilayah sekitar. Dalam hitungan pemerintah, LRT mampu mengangkut 140.000, bahkan ke depan ditargetkan bisa melayani 400.000 orang setiap hari.
Jumlah itu di gadang-gadang bisa menekan 992.000 kendaraan yang masuk Jakarta setiap harinya.
"Jadi sama-sama harus bersyukur, ini ada polusi harus kita lawan, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dengan apa? Publik transportasi, LRT, LRT ini nanti pelan-pelan berjalan baik bisa 140.000 lho penumpang, bisa sampai 400.000, artinya apa? Jumlah kendaraan yang datang ke Jakarta 992.000 bisa berkurang," tutur Erick.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)