JAKARTA - Bisnis pernikahan di China kini menghadapi ancaman yang lebih besar. Menurunnya jumlah pasangan yang ingin menikah.
Menurunnya minat orang menikah merupakan tren yang mengkhawatirkan bagi para pemilik bisnis pernikahan di China, sebuah industri yang diperkirakan bernilai hampir USD500 miliar tiga tahun lalu atau sebelum pandemi menghantam dunia.
Yuan Jialiang pernah mengelola bisnis pernikahan skala penuh selama hampir satu dekade di Shanghai. Namun kini pprofesinya bukan lagi wedding planner tapi fotografer, karena permintaan atas jasanya menurun signifikan.
“Dalam proses peralihan dari bisnis pernikahan ke fotografi pernikahan, saya mulai menyadari bahwa sebenarnya tuntutan pasangan terhadap fotografi dan videografi tidak akan berubah. Tidak peduli bagaimanapun format pernikahannya, tidak peduli bagaimana skala pernikahannya, mereka masih memiliki keinginan untuk mengabadikan momen berharga ini. Jadi saya telah membuat perubahan karier yang tepat," jelasnya dikutip Antara, Jumat (22/9/2023).
Industri pernikahan China telah mengalami masa sulit selama pandemi ini, ketika banyak pasangan menunda rencana mengikat hubungan secara resmi.