Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fakta soal Bisnis Keluarga di Indonesia, Hanya 3% yang Bertahan?

Suparjo Ramalan , Jurnalis-Minggu, 08 Oktober 2023 |16:00 WIB
Fakta soal Bisnis Keluarga di Indonesia, Hanya 3% yang Bertahan?
Fakta soal bisnis keluarga. (Foto: MPI)
A
A
A

JAKARTA - Hadi Cahyadi penulis buku 'Go Perpetuate: How to Beat the 3rd Generation Curse' menyampaikan bahwa hanya 3% bisnis keluarga atau family business di Indonesia yang bisa bertahan.

Berdasarkan riset yang dia dapatkan dan dituangkan dalam buku 'Go Perpetuate: How to Beat the 3rd Generation Curse' hanya 13% bisnis keluarga yang melewati generasi ketiga. Sedangkan 30% yang melewati generasi kedua.

 BACA JUGA:

"Pada saat riset saya mendapatkan satu fenomena, family business hanya 30% yang melewati generasi kedua dan hanya 13% yang melewati generasi ketiga, dan hanya tiga persen melewati generasi selanjutnya," ujar Hadi kepada MNC Portal, Minggu (8/10/2023).

Berdasarkan fakta di lapangan, lanjut Hadi, family business di Tanah Air mendapat tantangan yang kompleks. Pasalnya, bisnis yang digeluti keluarga konglomerasi yang mampu bertahan hingga melewati generasi ketiga dan selanjutnya hanya tiga persen saja.

 BACA JUGA:

Padahal, family business menjadi instrumen penting dalam pertumbuhan makro ekonomi nasional. Hadi mencatat, bisnis keluarga mendukung pemerintah untuk mengatasi masalah sosial, ekonomi, dan menyerap lapangan pekerjaan.

Dengan begitu, lini bisnis yang diemban keluarga perlu didukung dan diatasi kendalanya, terutama bagaimana mengatasinya saat mereka menjalani transisi antargenerasi.

"Bayangin mas padahal family business bisa mensupport banyak sekali pekerjaan, membantu pemerintah di dunia untuk mengatasi masalah sosial dan mengatasi masalah ekonomi, dan lapangan pekerjaan," ucapnya.

Buku 'Go Perpetuate: How to Beat the 3rd Generation Curse' baru saja dirilis Minggu pagi tadi. Peluncurannya menandai eksplorasi yang luar biasa terhadap tantangan yang dihadapi oleh bisnis keluarga.

 BACA JUGA:

Dalam buku tersebut, Hadi menawarkan sebuah teori intergenerational, dimana ada paradigma yang menjadi landasan agar family business di Indonesia bisa bertahan atau melewati enam hingga tujuh generasi.

"Gak ada risetnya (sebelumnya), terutama riset untuk family business. Isinya bisnis cuma madiun enterprise, kemudian para promotor mendorong saya 'ayo lakukan, jangan tanggung-tanggung, lakukan dengan grounded teori," ucap dia.

"Dengan teori yang paling susah yang ada di dunia yaitu menciptakan teori intergenerational supaya family business itu bisa selamat selamanya, selamanya gak bisa tapi bisa melewati enam sampai tujuh generasi," pungkasnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement