JAKARTA - Korban pinjaman online (pinjol) tidak hanya ada di Indonesia. Di India juga tercatat sudah 60 korban pinjol melakukan bunuh diri.
Malah aplikasi pinjaman online di negara tersebut memperlakukan nasabahnya dengan cara keji. Mulai dari pemerasan, menjebak, menganiaya hingga mempermalukan para pengguna pinjol yang tak mampu melunasi pinjamannya.
Mengutip dari BBC Indonesia, Senin (16/10/2023), melihat bukti pemerasan pinjol yang dilakukan berbagai perusahaan di seluruh dunia. Di India ditemukan setidaknya 60 orang bunuh diri setelah diintimidasi oleh aplikasi pinjaman online.
Sebagian besar berusia 20 tahun dan 30 tahun. Mulai dari seorang petugas pemadam kebakaran, seorang musisi pemenang penghargaan, seorang ibu dan ayah muda yang meninggalkan putri mereka yang berusia tiga dan lima tahun, serta seorang kakek dan cucu. Empat di antara nasabah bunuh diri dengan usia masih remaja.
Sebagian besar korban terlalu malu untuk berbicara tentang penipuan ini, dan sebagian besar pelakunya masih anonim dan tidak terlihat.
Salah satu dari sekian banyak nyawa yang hancur adalah Kirni Mounika. Pegawai negeri berusia 24 tahun ini adalah anak paling pintar dalam keluarganya.
Dia adalah satu-satunya pelajar di sekolahnya yang mendapat pekerjaan di pemerintahan. Ayahnya, seorang petani sukses, siap mendukungnya untuk meraih gelar master di Australia.
Pada hari Senin dia bunuh diri, tiga tahun lalu. Hari itu, dia naik skuter untuk pergi bekerja seperti biasa.
"Dia selalu tersenyum," kata ayahnya, Kirni Bhoopani.
Baru ketika polisi memeriksa telepon dan rekening bank Mounika, mereka mengetahui bahwa dia telah meminjam uang dari 55 aplikasi pinjaman berbeda. Dimulai dengan pinjaman sebesar 10.000 rupee (sekitar Rp1,9 juta) dan berkembang menjadi lebih dari 30 kali lipat