JAKARTA – Pemerintah Hong Kong menilai banyak peluang kerjasama dengan Indonesia. Director General of Hong Kong Economic and Trade Office, Sheung-Yuan Lee mengatakan Indonesia merupakan negara yang potensial untuk dijajaki berbagai peluang kerjasama dengan para pelaku usaha di Hong Kong.
"Saya yakin Anda akan menemukan dan membangun hubungan yang lebih baik selama kunjungan Anda di sini, Hong Kong dan Indonesia menikmati hubungan dekat dan jangka panjang dalam perdagangan bilateral," kata Sheung dalam sambutannya pada acara Gala Dinner di Hotel Park Hyatt Jakarta, Rabu (18/10/2023) Malam.
Sheung mengungkapkan, pada acara Gala Dinner di Hotel Park Hyatt itu setidaknya ada 40 delegasi pengusaha asal Hong Kong yang bakal mendalami potensi kerjasama dengan pelaku usaha di Indonesia maupun investasi langsung ke dalam negeri.
"Kantor Ekonomi dan Perdagangan Hong Kong akan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia, untuk meningkatkan perdagangan bilateral antara kedua belah pihak," sambungnya.
Menurut Sheung, masih banyak peluang ekonomi mulai dilirik saat ini oleh para calon investor dari Hong Kong. Hal itu melihat peta pembangunan Indonesia ke depan yang diproyeksikan bakal menjadi negara berpenghasilan menengah atas pada tahun 2045, atau yang sering disebut Pemerintah sebagai Indonesia Emas.
"Faktanya, masih banyak lagi peluang ekonomi yang dilirik investor Hong Kong di Indonesia. Indonesia adalah negara besar yang bercita-cita menjadi Negara Maritim yang ramah lingkungan dan berkelanjutan pada tahun 2045," lanjutnya.
Adapun para pengusaha Hong Kong yang dalam acara Gala Dinner di Park Hyatt itu memiliki latar belakang bisnis yang beragam. Mulai dari pengusaha yang bergerak di bidang teknologi seperti e-commerce, manufaktur, pendidikan, kosmetik, konstruksi bahan bangunan, hingga bidang keamanan, dan lain sebagainya.
"Ada banyak peluang bagi berbagai Industri Hong Kong di sektor terkait, jika mereka memiliki pengetahuan yang mendalam dan pengalaman yang luas untuk berpartisipasi dan memanfaatkan Pembangunan Ekonomi Indonesia," kata Sheung.
"Proyek pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur memerlukan dana yang besar serta dukungan tenaga profesional yang berkualitas tinggi," pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)