"Harusnya dievaluasi lebih dalam, kalau enggak ya jebol. Sekarang minyak sudah USD 92 (per barel), jadi memang sekarang pengawasan yang harus kita iniin dan imbauan. Supaya yang bisa beli Pertamax, belilah Pertamax, jangan hijrah," paparnya.
Sebelummnya, Arifin juga mengimbau para konsumen mampu untuk tetap membeli BBM sesuai dengan kemampuan atau jenis kendaraan yang dimilikinya. Diakuinya, ia juga tidak ingin apabila semua konsumen lari ke Pertalite karena harganya paling murah.
"Sekarang minyak sudah USD92 per barel. Jadi memang sekarang pengawasan yang harus kita kuarkan dan himbau. Supaya apa, supaya yang beli Pertamax, belilah Pertamax, jangan hijrah ke Pertalite," pungkasnya.
(Feby Novalius)