Nilai pembiayaan pada bisnis pembiayaan konsumen grup mengalami peningkatan sebesar 20% menjadi Rp89,0 triliun. Kontribusi laba bersih dari perusahaan grup yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat sebesar 28% menjadi Rp1,7 triliun, sementara kontribusi laba bersih dari perusahaan grup yang fokus pada pembiayaan sepeda motor, yakni PT Federal International Finance juga meningkat sebesar 31% menjadi Rp3,0 triliun. Peningkatan-peningkatan ini terutama karena jumlah pembiayaan yang lebih besar dan provisi kerugian pinjaman yang lebih rendah.
Adapun, total pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan grup yang fokus pada pembiayaan alat berat meningkat 3% menjadi Rp8,4 triliun. Kontribusi laba bersih dari bisnis ini meningkat sebesar 89% menjadi Rp134 miliar, terutama karena jumlah pembiayaan yang lebih besar.
Sementara itu, perusahaan asuransi umum grup, PT Asuransi Astra Buana mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 12% menjadi Rp1,0 triliun, mencerminkan pendapatan underwriting dan hasil investasi yang lebih tinggi. Perusahaan asuransi jiwa grup, PT Asuransi Jiwa Astra mencatatkan peningkatan premi bruto (gross written premium) sebesar 7% menjadi Rp4,4 triliun.
Selanjutnya, lini bisnis infrastruktur dan logistik grup mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 98% menjadi Rp766 miliar selama sembilan bulan pertama tahun 2023, disebabkan peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol, solusi transportasi dan logistik.
Divisi teknologi informasi grup, PT Astra Graphia Tbk yang 76,9% sahamnya dimiliki perseroan juga mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 96% menjadi Rp96 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan margin usaha dan pendapatan. Serta, divisi properti grup yang mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 5% menjadi Rp114 miliar, terutama karena meningkatnya unit di Arumaya Residence yang diserahkan dan tingkat hunian di Menara Astra.
Sedangkan divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 1% menjadi Rp9,4 triliun, terutama disebabkan kontribusi yang lebih rendah dari bisnis pertambangan batu bara dan emas. Selain itu, laba bersih divisi agribisnis grup juga menurun sebesar 34% menjadi Rp638 miliar, terutama disebabkan harga minyak kelapa sawit (CPO) yang lebih rendah.
Per September 2023, total nilai aset ASII tercatat sebesar Rp442,97 triliun, naik 7,18% dari posisi akhir Desember 2022 yang sebesar Rp413,29 triliun. Liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp204 triliun dan ekuitas ASII tercatat sebesar Rp238,96 triliun.
“Kami melihat grup akan dapat tetap resilien di tengah ketidakpastian perekonomian global dan membukukan kinerja yang baik hingga akhir tahun, dengan pertumbuhan yang moderat pada kuartal terakhir,” pungkas Djony.
(Feby Novalius)