Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menanti Kehadiran Single Stock Futures di Bursa Efek Indonesia

Nasya Emmanuela Lilipaly , Jurnalis-Senin, 13 November 2023 |13:11 WIB
Menanti Kehadiran <i>Single Stock Futures</i> di Bursa Efek Indonesia
Menanti Single Stock Futures di BEI (Foto: BEI)
A
A
A

Metode penyelesaian dilakukan secara tunai sehingga nilai keuntungannya akan langsung ditransfer ke rekening investor. Ketentuan tick size dan auto rejection akan mengikuti ketentuan saham yang menjadi underlyingnya sehingga mekanisme perdagangannya akan sangat mudah dipahami oleh investor yang sudah pernah bertransaksi saham.

Underlying SSF BEI merupakan saham-saham yang termasuk dalam konstituen indeks LQ45 yang tentunya memiliki likuiditas tinggi dan fundamental perusahaan yang baik.

Selanjutnya dalam menentukan underlying, BEI juga akan mempertimbangkan serangkaian kriteria, yaitu interkonektivitas dengan produk lain, aktivitas transaksi, volatilitas harga, keterwakilan industri, dan juga masukan dari pelaku pasar.

 

Mekanisme Transaksi

Secara teknis, jika pasar saham dalam kondisi Bearish atau jika khawatir harga akan turun, maka investor dapat melakukan jual atau SHORT produk SSF. Investor SHORT akan mendapatkan keuntungan apabila harga underlying turun, karena investor tersebut telah mengunci harga jual yang lebih tinggi dibandingkan harga di pasar yang lebih rendah.

Sebaliknya, jika kondisi pasar saham Bullish atau jika prediksi harga akan naik, maka investor dapat melakukan beli atau LONG. Investor LONG akan mendapatkan keuntungan apabila harga underlying naik, karena investor tersebut telah mengunci harga beli yang lebih rendah dibandingkan harga di pasar yang lebih tinggi.

Untuk bertransaksi SSF, investor hanya mengeluarkan initial margin yang ditetapkan oleh perusahaan efek dengan nilai minimal 4% dari total transaksi saham biasa.

Sebagai contoh, jika harga saham ABCD adalah Rp2.500/lembar, maka total dana transaksi 10 lot saham ABCD = Rp2.500/lembar x 100 lembar saham (satuan lot) x 10 lot = Rp2.500.000. Sementara total dana transaksi 10 kontrak SSF saham ABCD adalah Rp2.500 x 100 x 10 x 4% = Rp100.000 (asumsi initial margin yang ditetapkan oleh perusahaan efek sebesar 4%)

Perbedaan bertransaksi saham secara langsung dan membeli SSF di BEI adalah pertama, modal saham 100%, sementara modal SSF besarannya dimulai dari 4% dari modal pembelian saham.

Kedua, jangka waktu investasi saham tidak terbatas, sementara SSF memiliki jangka waktu transaksi yang terbatas sampai dengan jatuh tempo kontrak. Ketiga, realisasi keuntungan saham terjadi pada saat penjualansaham, sementara realisasi keuntungan SSF dilakukan setiap harinya secara mark to market dengan harga spot. Keempat, penyelesaian transaksi saham adalah penyelesaian fisik T+2, sedangkan penyelesaian transaksi SSF secara tunai pada T+1.

Berdasarkan statistik World Federation of Exchanges (WFE), pertumbuhan transaksi Single Stock Futures secara global meningkat cukup pesat pada periode 5 tahun terakhir.

Mengikuti perkembangan tersebut, BEI terus menggali berbagai peluang untuk mengembangkan produk investasi baik dari sisi jumlah produk, variasi produk, likuiditas, dan yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan awareness terkait manfaat produk tersebut.

Produk SSF atau KBS yang dikembangkan di Indonesia diharapkan dapat mendorong semakin banyak investor ritel masuk ke pasar derivatif, mengingat produk ini memiliki underlying saham individual dan multiplier yang rendah, sehingga pertumbuhan pasar derivatif di Indonesia diharapkan dapat semakin meningkat di masa mendatang. (TIM BEI)

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement