JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) berkomitmen tidak akan menaikkan harga tiket pesawat untuk ibadah haji 1445 Hijriah atau tahu depan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan bahwa ada kemungkinan harga tiket pesawat akan mengalami kenaikan sebesar 4,7%. Hal ini berkaitan dengan nilai tukar rupiah yang akan ditetapkan oleh Kementerian Agama.
Irfan mengatakan kenaikan tarif tiket pesawat sebesar 4,7% jika nilai tukar rupiah yang digunakan adalah Rp16.000 per dolar AS.
Namun jika nilai rupiah yang digunakan dibawah Rp16.000 maka tidak akan ada kenaikan harga tiket pesawat pada ibadah haji 2023.
"Bila kita menggunakan kurs Rp16.000 akan terjadi peningkatan 4,7% dibandingkan harga per jamaah tahun lalu," kata Irfan saat ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (15/11/2023).
Irfan juga menjelaskan, selain nilai tukar rupiah, komponen yang dapat mempengaruhi tiket adalah harga avtur.
Dia mengatakan, pihaknya akan mempertahankan estimasi harga avtur sebesar 93 sen per liter.
Meski secara rata-rata di seluruh embarkasi yang Garuda Indonesia layani harga avtur sudah berada di 94 sen per liter.
"Rencana ini kita sampaikan kepada Kemenag bahwa kita akan menggunakan basis 93 sen dan menggunakan kurs Rp16.000 disesuaikan kurs yang akan digunakan Kemenag," katanya.
Irfan mengatakan, harga avtur dan sewa pesawat menjadi persentase terbesar yang memengaruhi tarif pesawat sebesar 79%.
Sementara untuk biaya komponen lainnya seperti jasa orang, catrening dan lain-lainnya akan ditanggung oleh internal Garuda. Adapun biaya penerbangan pada musim haji tahun 2023 sebesar Rp32.743.992 untuk per jamaah.
(Zuhirna Wulan Dilla)