JAKARTA - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membukukan laba bersih pada sembilan bulan pertama 2023 sebesar USD405 juta. Sedangkan total aset tercatat sebesar USD2,1 miliar dengan total ekuitas sebesar USD1,7 miliar hingga akhir September 2023.
Sejalan dengan arus kas dan laba bersih, perusahaan juga memiliki posisi kas dan setara kas yang solid sebesar USD0,9 miliar. Adapun laba bersih per saham dibukukan sebesar USD0,36 per saham.
Mengutip data ITMG, Kamis (16/11/2023), pada sembilan bulan pertama tahun 2023, ITM mencatat volume penjualan sebanyak 15,3 juta ton yang dipasarkan ke Tiongkok (5,4 juta ton), Indonesia (3,6 juta ton), Jepang (1,9 juta ton), Filipina (1,2 juta ton), Thailand (0,8 juta ton) dan negara-negara lain di Asia Pasifik dan Eropa.
Sedangkan di tahun ini, perusahaan menargetkan volume produksi 16,9 juta ton dengan volume penjualan sebesar 21,1 juta ton. Dari target volume penjualan tersebut, 77% harga jualnya telah ditetapkan sedangkan 23% sisanya mengacu pada indeks harga batu bara.
ITM juga terus mengembangkan tambang-tambang baru yang dimiliki, salah satunya adalah PT Graha Panca Karsa (GPK). Konsesi ini memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan total area seluas 5.060 hektar.
Sejak tahun lalu sampai dengan triwulan ketiga tahun 2023, GPK telah melakukan beberapa persiapan guna memulai operasi tambang di tahun depan, di antaranya pembersihan lahan dan persiapan area pelabuhan dan jalan angkut, memulai kegiatan pengeboran untuk pengambilan sampel geoteknik, melakukan desain teknik, fabrikasi dan menentukan lokasi penambangan yang potensial.
Kegiatan persiapan akan terus dilakukan hingga GPK memulai produksi batubara pada tahun 2024. Batu bara dari GPK akan meningkatkan volume produksi ITM secara keseluruhan serta memperkaya kualitas batubara yang dimiliki ITM, sehingga semakin dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang beragam.
Komitmen ITM terhadap tata kelola juga diapresiasi oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD), melalui The 14th IICD CG Conference & Awards 2023, yang menganugerahkan dua penghargaan bergengsi kepada ITM dalam kategori ”Best Non-Financial Sector” dan ”Top 50 Biggest Market Capitalization Public Listed Companies.”
Perusahaan multi-energi Indonesia ini juga menyampaikan bahwa pada sembilan bulan pertama tahun 2023, perusahaan menunjukkan kinerja operasional yang optimal dengan volume produksi yang melampaui target. Di tengah harga batubara global dan harga jual rata-rata yang cenderung menurun serta tekanan faktor-faktor ekonomi lain, upaya ITM mengendalikan biaya produksi secara konsisten memberikan dampak penurunan pada rata-rata total biaya.
Di sisi lain, ITM juga mendapatkan pengakuan atas komitmennya terhadap tata kelola Perusahaan. Pada sembilan bulan pertama tahun 2023, volume produksi ITM mencapai 13,4 juta ton, naik 9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pencapaian ini melampaui target, didukung kondisi cuaca yang bersahabat dan manajemen operasional yang efektif. Di tengah harga acuan batubara global yang cenderung menurun, ITM membukukan pendapatan bersih sebesar USD1,8 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2023, dengan laba kotor sebesar USD610 juta, dan marjin laba kotor sebesar 33%. Rata-rata total biaya tercatat sebesar USD83 per ton, atau lebih rendah 7% dari kurun waktu yang sama tahun lalu.
(Feby Novalius)