JAKARTA - Pemerintah mengambil berbagai inisiatif untuk mengurangi emisi karbon serta dampak dari perubahan iklim di Tanah Air.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Indonesia perlu memanfaatkan potensi besar yang dimiliki yakni penangkapan dan penyerapan karbon ke dalam lapisan bumi.
Hal ini dibutuhkan untuk menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan untuk diwariskan bagi generasi mendatang.
Pernyataan Erick ini setelah dirinya mengikuti rapat internal bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat (Jabar), Selasa (28/11/2023).
Dalam pertemuan itu Kepala negara dan para pembantunya melirik masalah emisi karbon hingga dampak perubahan iklim di negeri yang kian mengkhawatirkan. Karena itu, langkah nyata berupa rumusan dekarbonisasi pun terus digalakan.
“Pemerintah mendorong upaya dekarbonisasi dalam rapat internal yang dipimpin Bapak Presiden @jokowi di Istana Kepresidenan Bogor. Ini bagian aksi nyata pengurangan emisi karbon dunia dan menekan dampak perubahan iklim,” papar Erick melalui akun Instagramnya, dikutip Rabu (29/11/2023).
Soal emisi karbon, dia menyebut strategi untuk mengurangi polusi di DKI Jakarta dan beberapa wilayah sekitarnya dengan beralih ke moda transportasi publik karena mampu menekan polutan hingga 44%.
Dirinya optimis, jika transportasi umum menjadi moda utama masyarakat, maka Jakarta akan seperti Beijing di China. Erick mencatat kawasan tersebut memerlukan waktu hingga 6 tahun untuk mengatasi persoalan udara yang tercemar.
“Lihat nih polusi udara terjadi, China Beijing perlu 6 tahun, banyak negara perlu 10 tahun, lalu kalau kita mengeluh apa yang sudah kita bangun selalu dikurang-kurangi. Solusi apa?,” beber dia saat ditemui di Menara Brilink.
(Feby Novalius)