JAKARTA - Kementerian PUPR membagikan informasi terkait Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung. Hal ini dilakukan pemerintah untuk mendorong pemanfaatan bendungan yang ada di Indonesia.
Dikutip dari laman Instagram @kemenpupr, Sabtu (6/1/2024), hal ini dilakukan sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
"Selaras dengan Sustainable Development Goals (SDG's) ke-7, Pemerintah Indonesia berkomitmen mengurangi penggunaan bahan bakar fosil," tulis KemenPUPR.
Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk meningkatan pasokan listrik dari sumber energi baru dan terbarukan (EBT).
Berikut adalah tipe-tipe PLTS Terapung yang digarap pemerintah.
1. PLTS Terapung Dalam Jaringan/On-Grid
PLTS ini merupakan PLTS yang berada dan terhubung dengan jaringan sistem ketenagalistrikan nasional.
Contoh dari PLTS ini adalah PLTS Terapung di Waduk Muara Nusa Dua.
2. PLTS Terapung Tidak Terhubung dengan Jaringan/Off-Grid
PLTS Terapung Off Grid adalah PLTS yang tidak berada dan tidak terhubung dengan jaringan sistem ketenagalistrikan nasional.
3. PLTS Terapung Hibrida/Hybrid
PLTS Terapung ini merupakan PLTS yang terhubung dengan jaringan PLN (grid), serta memiliki baterai untuk backup ketika PLN padam.
Berdasarkan catatan Okezone, PLTS Terapung adalah PLTS yang akan lebih banyak dikembangkan pemerintah. Hal ini karena biaya yang dibutuhkan untuk menggarapnya relatif lebih rendah dengan memanfaatkan bendungan atau waduk PLTA.
Selain itu, PLTS Terapung juga memiliki konsep yang dapat menjadi solusi di tengah keterbatasan lahan di daratan.
"Saat ini Indonesia memiliki 145 megawatt PLTS Terapung di Cirata, minggu lalu diresmikan pak presiden dan PLTS terapung terbesar di ASEAN," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P Hutajulu dalam acara Pameran Hari Listrik Nasional ke-78 Enlit Asia 2023, pada 14 November 2023 lalu.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)