Manajemen menuturkan operator yang baru telah melakukan kesepakatan dengan penghuni sebelumnya (franchise Starbucks) untuk menggunakan peralatan dan perlengkapan mereka.
“Juga produk mereka (Starbucks) untuk sementara. Perubahan ini merupakan bagian dari perombakan besar-besaran sejumlah kedai makanan di Terminal 1 dan 2,” paparnya.
Sebagaimana diketahui, seruan boikot Starbucks meluas menyusul langkah organisasi pekerja Starbucks yang membagikan postingan media sosial yang mendukung Palestina.
Ini kemudian menimbulkan reaksi dari manajemen yang kemudian menggugat serikat pekerja mereka pada Oktober 2023.
Pada tanggal 9 Oktober lalu, Starbucks Workers United memposting “Solidaritas dengan Palestina!” di akun X (sebelumnya Twitter). Sesuai AP News Workers United, sebuah serikat pekerja yang berbasis di Philadelphia, mengatakan bahwa para pekerja memasang tweet tersebut tanpa izin dari pemimpin serikat pekerja.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)